Hebohnya Jokowi Nyapres Foto: kompas

Hebohnya Jokowi Nyapres

PinkKorset.com –  Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi akhir pekan kemarin mengumumkan dirinya ikut bursa calon presiden pada Pemilu 2014. Semua pihak pun geger.  

Di jejaring sosial twitter, tagar #JKW4P atau Jokowi For President menjadi trending topic. Akun twitter @PDI-Perjuangan yang ikut men-cuitkan pengumuman dari Megawati juga kebanjiran mention dari pengikutnya.

Relawan Gotong Royong untuk Joko Widodo atau Gong Jokowi menyambut gembira sikap PDIP yang mencalonkan gubernur DKI Jakarta maju dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014.

Sementara Purnawirawan TNI Jenderal (Purn) Luhut Pandjaitan beserta 21 purnawirawan lain mendukung Jokowi menjadi capres PDIP. Mereka menilai pencapresan Jokowi sebagai langkah yang sangat tepat. Jokowi dinilai sosok yang mampu member harapan untuk Indonesia yang lebih baik.

Jokowi memang memiliki pesona tersendiri di mata pendukungnya. Tokoh yang bertingkah laku sederhana tersebut banyak mendapat simpati masyarakat, dengan aksi blusukannya ke berbagai pelosok Jakarta.

Meski baru seumur jagung menjabat sebagai orang nomor satu di Jakarta, masalah macet dan banjir yang menahun di ibukota tampak mengalami pembenahan, kendati belum tuntas.

Sejarawan Universitas Indonesia Anhar Gonggong mengatakan, selain karena kesederhanaannya, pamor Jokowi muncul karena lekat dengan ideologi Soekarno.

Jokowi juga dinilai sebagai tokoh yang telah ‘selesai dengan dirinya sendiri’, artinya tidak lagi mengejar ambisi harta. Ini terbukti lewat pilihannya untuk tidak mengambil gaji jabatannya.

 Jokowi effect

Setelah Gubernur DKI Jakarta itu mengumumkan siap maju jadi calon presiden (capres) di Pemilu 2014, pasar keuangan pun merespon positif.

Secara tak terduga, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sejak pagi terpuruk, langsung melesat hingga ke rekor tertingginya tahun ini di 4.878,643.

Kenaikan sebesar 3,23% ini terjadi di tengah melemahnya bursa regional akibat sentimen China dan Ukraina. Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi satu-satunya pasar saham yang ‘hijau’ di Asia.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga tak mau ketinggalan. Dolar AS yang paginya masih perkasa langsung melemah sampai ke titik terendahnya di level Rp 11.225 per dolar AS. Euforia Jokowi ini pun diperkirakan masih akan berlanjut hingga pekan depan.

Ya. Bisa dibilang baru kali ini ada capres yang bikin pasar melesat.

Munculnya Jokowi sebagai calon Presiden menjadi sentimen positif pasar Indonesia. Hal ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu bagi para pelaku pasar yang menganggap sosok Jokowi sebagai market friendly. Pasar juga menyukai Jokowi karena mempunyai rekam jejak yang bersih, pro-rakyat, dan tegas.

Ekonom Standard Chartered Fauzi Ichsan mengutarakan, sosok Jokowi dianggap paling fenomenal dan diyakini punya peluang besar meraih kursi presiden periode mendatang. Bahkan, tak tanggung-tanggung, jika Jokowi terpilih menjadi presiden, ia memperkirakan rupiah bakal melejit dan IHSG mampu bertengger di level 5.200 pada akhir 2014.

Menurut Fauzi, sosok Jokowi dinilai mampu menangani segala permasalahan yang ada. Ini menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar maupun perekonomian Indonesia.

“Investor melihat bahwa implementasi sangat penting di Indonesia. Selama 7-8 tahun janji perbaikan ekonomi belum terealisasi. Banyak yang melihat Jokowi adalah pelaksana jadi akan mengimplementasi proyek-proyek dan bisa menyelesaikan masalah pelik,” katanya.

Seperti diketahui hasil polling beberapa lembaga survei di Indonesia menjelang pemilihan presiden pada 9 Juli mendatang menunjukan bahwa popularitas Jokowi menjadi calon presiden sangat tinggi.  Survei juga menunjukkan potensi perolehan suara PDIP bila mengusung Jokowi menjadi presiden.

Tanggapan partai lain

Masuknya Jokowi dalam bursa capres, tentu mendapat berbagai tanggapan dari partai politik lainnya.

Misalkan Presiden PKS Anis Matta menyambut baik deklarasi Jokowi, bahkan berterimakasih kepada Megawati yang dinilai memberikan pelajaran politik yang positif. Menurut Anis, deklarasi pencapresan Anis Matta penting bagi semua partai, yakni adanya kaderisasi dan kesempatan yang sama bagi semua kader yang berprestasi.

Anis mengatakan, sebagai pesaing dalam kompetisi demokrasi yang sehat, pihaknya berharap semoga deklarasi Jokowi meningkatkan kualitas demokrasi pada pemilu 2014.

Sementara Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, pihaknya yang mencalonkan Aburizal Bakrie, tak gentar menghadapi pencalonan Jokowi.  Ia menilai, PDIP punya strategi tersendiri dengan mencapreskan Jokowi.

“Semakin berkualitas calonnya, semakin seru permainan. Itu calon PDIP. Kita hargai keputusan mereka. Populis tidak menjamin produktivitas,” katanya di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat,

Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres juga mengaku tidak gentar menghadapi Jokowi. “Kita siap dan optimis. Kita tidak gentar sedikit pun,” kata Waketum Partai Gerindra Fadli Zon saat dihubungi wartawan.

Fadli menuturkan bahwa siapa pun capres yang diajukan oleh PDIP akan menjadi kompetitor kuat. Fokus Gerindra terkait Pileg tak akan terganggu.”Siapapun yang jadi capres, akan jadi kompetitor hebat bagi Gerindra. Kita konsen Pileg dulu saat ini,” ujarnya.

Sementara Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul langsung menghakimi, dengan mengatakan bahwa Jokowi tidak akan menang. Menurutnya, PDIP hanya memanfaatkan popularitas Jokowi, yang dianggapnya belum mampu mengatasi masalah Jakarta, apalagi Indonesia.

“Emang gue pikirin. Dia nggak akan menang kok, gimana orang kaya begitu mau jadi presiden? PDIP hanya melihat pamor Jokowi,” ujar Ruhut saat dihubungi wartawan.

Ruhut membandingkan dengan calon dari partainya, Pramono Edhie Wibowo, yang dinilai jauh lebih baik.”Kalah jauh lah, apalagi dibandingkan dengan Pramono Edhi Wibowo. Pasti kalah lah dari segi kualitas. Bagaimana mau jadi presiden, ngurus Jakarta saja masih macet, banjir, korupsi, timsesnya korupsi bus,” kata anggota Komisi III DPR ini.

Lalu, bagaimana dengan posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta?

Wakil Ketua Komisi II Abdul Hakam Naja menyatakan, sebagai capres, Jokowi seharusnya mengundurkan dari posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta. “Kalau dalam konteks UU, begitu Pak Jokowi maju jadi capres, maka dari sejak ditetapkan itu dia harus mundur. Bagaimana bisa jadi calon presiden sementara punya tugas sebagai kepala daerah,” katanya.

Hakam mengakui bahwa dalam UU Pilpres sebenarnya tidak dinyatakan jelas kepala daerah nyapres harus mengundurkan diri. “Memang ini ada ruang kosong (UU Pilkada dan Pilpres) meski saya kira secara etis mestinya dia mengundurkan diri, karena nanti akan terpecah konsentrasinya,” ucapnya.

Menurut Hakam, saat ini DPR sedang menggodok Rancangan Undang-undang Pilkada yang mengatur seorang kepala daerah harus mundur jika maju jadi capres. RUU Pilkada ini akan diketok sebelum Pilpres Juli 2014.

RUU Pilkada ini dibuat untuk menjaga agar seorang kepala daerah bisa menyelesaikan tugas selama 5 tahun. “Sebagaimana spirit di rancangan UU, ya secara etika mundurkan diri sehingga bisa fokus karena ada tugas berat meyakinkan rakyat seluruh Indonesia,” ucapnya.

Sementara Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan, Jokowi tidak perlu mengundurkan diri saat ikut berlaga di pilpres 2014. Hal ini diatur dalam pasal 7 Undang-undang nomor 42 tahun 2008 tentang pilpres. Dalam pasal itu presiden dan gubernur hanya cukup mengajukan cuti saja.

“Kalau Presiden maju lagi sebagai Presiden, kemudian Gubernur calonkan diri juga, itu tidak berhenti. Itu dia cukup meminta izin cuti,” ujarnya.

 

Memang tidak ada yang mengira, bila putra Solo ini jadi pemimpin Indonesia kelak. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi menilai pencapresan Jokowi mirip saat Barack Obama menjadi calon presiden hingga sukses menduduki Presiden Amerika Serikat.

Tanpa diduga, Obama bisa menjadi orang nomor 1 di Amerika. Terpilihnya Obama menjadi presiden membawa angin segar di Amerika saat itu.”Dia kayak Obama di Amerika, mana bisa orang kulit hitam jadi presiden dari orang yang mayoritasnya kulit putih,” katanya.

Seperti diketahui, Jokowi menerima mandat sebagai capres dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri saat blusukan di Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3/2014) kemarin.

Di rumah Si Pitung, Jokowi menyatakan siap melaksanakan mandat sebagai capres. Usai menyatakan hal tersebut Jokowi mencium bendera merah putih yang berada di belakang tempatnya berdiri.

Joko Widodo (52 tahun) saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia dilantik jadi Gubernur DKI Jakarta pada 15 Oktober 2012. Kini tepat di hari ke-515 Jokowi menyatakan dirinya didaulat Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri jadi capres PDIP.

Sebelum menjadi Gubernur DKI, Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo selama dua periode. Jokowi kemudian diminta secara pribadi oleh Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012.

—-

Semua kehebohan ini memang menunjukkan Jokowi adalah sosok yang populer. Ia tidak hanya dikagumi dan disanjung, namun sekaligus diwaspadai dan dibenci.

Dukungan untuknya memang mengalir deras. Namun, strategi untuk menjatuhkannya pun tidak kalah sengit. Perjuangan Sang Gubernur terlihat masih sangat panjang.

Mari berharap, agar Pemilu kali ini berjalan damai, jujur dan bersih, sehingga pemimpin bisa membangun Indonesia baru yang lebih bermoral, beretika dan santun.