PinkKorset.com, Bogor – Perayaan Cap Go Meh Bogor, yang dimeriahkan berbagai kesenian Tionghoa dan kesenian Sunda, menjadi simbol indahnya kebersamaan dan kerukunan beragama.
Perayaan Cap Go Meh pada 14 Februari 2014 di Bogor kemarin, mengambil rute Pasar Bogor, Suryakencana, Siliwangi, Sukasari, Pajajaran, Tugu Kujang, kembali ke Pasar Bogor.
Acara ini telah menjadi salah satu atraksi wisata yang didatangi pengunjung baik dari lokal maupun mancanegara.
Cap Go Meh Bogor merupakan contoh persatuan dalam keberagaman, karena kontribusi dari para masyarakat Tionghoa, dan lapisan masyarakat lain tanpa memandang suku dan agama.
Berikut kemeriahan, kebersamaan dan kerukunan yang diabadikan dalam gambar.
-
-
Joli / Topekong Kongco Hok Tek Tjeng Sin dari Vihara Dhanagun yang diletakkan di pintu masuk Vihara jelang arak-arakan Cap Go Meh 2014 di Bogor. [foto:Juvent]
-
-
Para bhiksuni (bhiksu wanita) yang merupakan tamu Vihara baru tiba di Vihara Dhanagun. [Foto: Juvent]
-
-
Berdoa kepada Tuhan YME dengan dupa merah (Kong Hio/Gong Xiang). [Foto:Juvent]
-
-
Seorang warga Tionghoa bersembahyang pada puncak perayaan Imlek. [Foto: Juvent]
-
-
Sembahyang khusuk di depan altar Vihara Dhanagun. [Foto: Juvent]
-
-
Dewi Kwan Im Vihara Dhanagun di dalam joli sebelum acara Cap Go Meh dimulai. [Foto:Juvent]
-
-
Acara pemberkatan ritual Puja Bhakti Cap Go Meh yang dipandu oleh Anggota Shangha (YA. Bhiksu Aryamaitri Mahastavira) . [Foto: Juvent]
-
-
Suasana di depan Vihara Dhanagun didominasi warna merah. Para anak muda pembawa lampion sedang menunggu giliran. [Foto: Juvent]
-
-
Suasana ceria anak-anak muda pembawa lampion di Vihara Dhanagun menjelang kirab dimulai. [Foto: Juvent]
-
-
Pemegang tiang lampion beristirahat sejenak sebelum kirab dimulai. [Foto: Juvent]
-
-
Barong Sam Si dari Roda Kentjana Bogor sedang beraksi menjelang arak-arakan. [Foto:Juvent]
-
-
Membutuhkan ketrampilan tinggi dan stamina yang prima dalam memperagakan liong. [Foto:Juvent]
-
-
Barongsai dengan panjang 50 meter dilengkapi dengan lampu di seluruh badannya. Barongsai ini merupakan yang terpanjang dalam festival Cap Go Meh 2014 di Bogor. Foto: Juvent]
-
-
Beratnya menggotong joli walaupun sudah diusung lebih dari 6 orang. Salah satu peserta dari Vihara Rembang. [Foto:Juvent]
-
-
Joli Tamu dari Vihara Chisan Bio Tangerang yang sering sekali “bergoyang kencang” sampai menyenggol banyak penonton di dekatnya. [Foto: Juvent]
-
-
Peserta terjauh dari Vihara Avalokitesvara (Vihara Gunung Kalong) Sri Kukus Rejo, Ungaran, Jawa Tengah. Tetap modis kendati menggotong joli yang beratnya mencapai puluhan kilo. [Foto: Juvent]
-
-
Sanggar Edas yang mengusung Wayang Hihid (kipas) sedang melintas di depan Vihara Dhanagun. [Foto: Juvent]
-
-
Salah seorang penari cantik dari Sanggar Edas diantara kerumunan warga yang penuh sesak. [Foto: Juvent]
-
-
Bebegig Sawah dari Kamuning ikut memeriahkan Cap Go Meh di Bogor. [Foto:Juvent]
-
-
Reog Ponorogo Singo Ngumboro sedang beraksi menyemburkan api di depan panggung. [Foto: Juvent]
-
-
Arak-arakan Pangeran Diponegoro melintas, usai joli dan barongsai keluar dari Vihara. [Foto:Juvent]