Kembalinya Festival Film ‘South to South’ Foto: PinkKorset/Merida

Kembalinya Festival Film ‘South to South’

PinkKorset.com, Jakarta – Ajang festival film lingkungan dua tahunan, South to South digelar akhir pekan lalu di Goethe Institut, Menteng, Jakarta.

Dalam festival film kelima ini, South to South mengangkat tema Obalihara, yang dalam bahasa suku Kei, Maluku Utara berarti pelihara. Menurut Voni Novita, Direktur Festival acara tersebut, tema ini diharapkan mampu menginspirasi masyarakat.

“kami berharap bahwa diantara persolan krisis lingkungan yg terjadi saat ini, Obalihara dapat menginspirasi kami untuk menjaga lingkungan,” ujarnya.

Dalam festival film ini, pengunjung dapat menyaksikan film pendek dan dokumenter yang dikompetisikan atau non-kompetisi yang juga menampilkan dari tiga negara lainnya yaitu Vietnam, Singapura dan Spanyol.

“Jadi untuk film ada dua program, program kompetitif dan non kompetitif, untuk yang kompetitif sudah kita umumkan dari bulan Desember, itu ada sekitar 63 film yang masuk,” ucap Voni kepada PinkKorset

Meski digelar dua tahun sekali, namun, pengunjung rupanya terus berdatangan ke festival yang sudah digelar sejak 2006 ini bahkan mengalami peningkatan dalam setiap acara.

“Apresiasi pengunjungnya sampai 2012 peningkatannya itu jauh ya, 2006 itu 400-an, 2008 800-an pengunjung, 2010 sampe 2012 itu sampai 1.800-an,”

Selain film, pengunjung juga dapat melihat pameran produk-produk Indonesia seperti kopi, keripik, kerupuk, olahan laut yang dikeringkan, beras, kacang-kacangan dan lain-lain.

Menariknya, produk nusantara tersebut bukanlah produk-produk yang sering Anda temui di pasaran seperti kopi Mollo yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, sirup daun pisang, sirup bonggol pisang, kerupuk kulit pisang dan lain-lain.

Gelaran festival film ini juga menampilkan berbagai diskusi salah satunya tujuh perempuan pangan, yang berisikan tujuh perempuan dari berbagai daerah yang concern terhadap isu-isu pangan di Indonesia.