Menyetir Saat Hamil, Rawan Kecelakaan [nbcnews]

Menyetir Saat Hamil, Rawan Kecelakaan

PinkKorset.com – Ibu hamil banyak mengalami kekhawatiran. Namun, yang harus lebih dikhawatirkan adalah bagaimana mereka berkendara.

Sebuah studi baru menunjukkan perempuan mengalami kecelakaan mobil lebih banyak ketika hamil, ketiimbang sebelum atau sesudah kehamilan.

Risiko terbesar adalah pada trimester kedua, saat perempuan merasakan dampak terbesar kehamilan, namun tidak mengemudi dengan hati-hati karena kehamilan yang membesar, kata periset yang mempublikasikan temuannya di Jurnal Asosiasi Medis Kanada .

Hal ini diakibatkan oleh ‘otak kehamilan’,  pikiran berkabut yang banyak dilaporkan perempuan dalam kehamilan lanjutan.

“Kehamilan normal dikaitkan dengan kelelahan, mual , insomnia, kecemasan dan gangguan,” kata Donald Redelmeier, seorang peneliti pada Institute for Clinical Evaluative Sciences, Toronto. “Semua perubahan tersebut dapat memberikan kontribusi untuk kelalaian mengemudi.”

Redelmeier dan koleganya melihat catatan lebih dari 500 ribu perempuan yang melahirkan di Ontario.

Para perempuan diteliti selama empat tahun sebelum dan satu tahun setelah melahirkan. Mereka menghitung setiap kecelakaan mobil yang cukup serius bagi seorang perempuan yang bisa membawanya ke ruang gawat darurat .

Sebelum kehamilan, jumlah kecelakaan serius untuk perempuan yang mengemudi adalah 177 per bulan, dengan tingkat tahunan 4,5 per 1.000. Angka ini tetap stabil di bulan pertama kehamilan.

Pada bulan keempat, perempuan yang sama mengalami 299 kecelakaan serius per bulan, dengan tingkat tahunan 7,6 per 1.000. Angka ini turun tajam pada bulan terakhir kehamilan, menjadi 2,7 per 1.000, dan tetap rendah setahun setelah melahirkan.

Rendahnya angka kecelakaan mungkin karena ibu baru mengemudi lebih lambat atau karena mengajak bayinya dalam kendaaraan.

Para peneliti tidak menemukan peningkatan angka kecelakaan serupa untuk perempuan hamil yang duduk di kursi penumpang atau pejalan kaki .

Namun, Redelmeier mengatakan, hal ini bukan berarti perempuan hamil tidak boleh mengemudi.

“Mereka tentu tidak harus menyerahkan setir kepada laki-laki, dimana sebagian besar laki-laki muda memiliki tingkat kecelakaan yang lebih buruk dibandingkan perempuan, hamil atau tidak,” katanya .

Sebaliknya, perempuan harus lebih hati-hati pada pertengahan kehamilan mereka, seperti ketika perut mereka bertambah besar atau membawa bayi dalam mobil. “Mengemudilah lebih lambat dan kuti aturan jalan,”katanya.

Tanggapan para pakar

Anthony Vintzileos, kepala kebidanan dan ginekologi di Winthrop – University Hospital di Mineola, New York menilai penelitian ini benar dan bisa diterima akal sehat.

Anthony, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan gangguan tidur selama kehamilan mungkin berkontribusi dalam pengabaian aturan yang terjadi dalam beberapa kecelakaan mobil.

Sementara Sampson Davis, seorang dokter gawat darurat di Meadowlands Hospital Medical Center, Secaucus, New Jersey, mengaku tidak yakin bahwa studi ini membuktikan hubungan antara gejala kehamilan dan kecelakaan.

Para peneliti tidak memperhitungkan semua faktor yang mungkin berkontribusi, seperti cuaca dan kondisi medis lainnya. Menurutnya, hasil riset ini aneh, karena risiko kecelakaan tidak meningkat pada trimester pertama. Padahal, saat itulah banyak perempuan merasa perasaan terburuk mereka muncul, seperti mual dan lelah.

Penting bagi perempuan pengemudi untuk berhati-hati. “Semakin besar kehamilan, semakin banyak janin terkena, tidak ada tulang di sekitar rahim.”

[carsmsn]

[carsmsn]

The American College of Obstetricians dan Gynecologists mendesak ibu hamil untuk selalu mengenakan sabuk pengaman,sabuk bahu, serta memastikan air bag aktif.

Highway Traffic Safety Administration Nasional mengatakan, perempuan hamil yang berkendara harus menjaga jarak 10 inci antara kemudi dan tulang dada. Mereka juga harus memundurkan kursi depan sejauh mungkin atau duduk di kursi belakang.