Pemulihan Ekonomi Global ’Kurang’ Untungkan RI [kompas]

Pemulihan Ekonomi Global ’Kurang’ Untungkan RI

PinkKorset.com – Pemulihan ekonomi global akan menguntungkan kawasan Asia Timur dan Pasifik. Sayang, manfaat untuk Indonesia tidak maksimal.

Bank Dunia merilis data terbaru mengenai pertumbuhan ekonomi negara Asia Timur dan Pasifik.

Kawasan ini disebut akan mendapatkan manfaat lebih baik akibat pemulihan ekonomi global yang akan terjadi. Namun, manfaat ini akan berbeda untuk setiap negara.

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Axel van Trotsenburg mengatakan perbedaan ini bergantung pada iklim investasi dan kondisi ekspor masing-masing negara tersebut.

Indonesia, adalah salah satu negara yang kurang diuntungkan oleh pemulihan ekonomi global. Akibat masih mengandalkan ekspor komoditas, pertumbuhan di negara kepulauan ini hanya 5,2 % pada 2014. Angka ini di bawah prediksi pada 2013 yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 5,8 %.

“Ini disebabkan turunnya harga komoditas, belanja pemerintah yang lebih rendah yang diperkirakan dan ekspansi kredit yang lebih lambat,” ujar Axel melalui video conference di Jakarta, Senin (6/10/2014).

Namun, akan ada titik terang bagi perekonomian di Indonesia didukung konsumsi pasar yang kuat, seperti dukungan dari belanja pemilihan umum di Indonesia dan pasar tenaga kerja yang kuat di Malaysia.

Negara yang diuntungkan pemulihan ekonomi global

Sementara beberapa negara seperti Tiongkok, Malaysia, Vietnam dan Kamboja berada dalam posisi paling baik untuk meningkatkan ekspor. “Ini mencerminkan integrasi mereka yang kuat secara regional dan global, yang telah menggerakkan perdagangan global selama 20 tahun terakhir,” katanya.

Adapun tiga negara di kawasan ASEAN akan mengalami pertumbuhan lebih baik sekawasan adalah Malaysia, Kamboja dan Thailand.

Pertumbuhan Malaysia pada tahun ini menjadi 5,7% atau naik dari perkiraan April lalu yang hanya sebesar 4,9%. Hal ini disebabkan oleh tingkat ekspor Malaysia yang lebih tinggi pada paruh pertama tahun ini.

Lalu Kamboja yang diperkirakan akan tumbuh 7,2 % pada 2014 karena didorong ekspor produk garmen.

”Ketiga adalah Thailand yang memiliki integrasi cukup kuat dalam global value chains jika kerusuhan politik tidak kembali terjadi,” ujarnya.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di Myanmar akan tumbuh 8,5 % pada tahun ini dan tahun depan akibat adanya reformasi kelembagaan, kebijakan baru dan pulihnya hubungan internasional negara tersebut.