Perdebatan yang Merusak Pernikahan [magforwomen]

Perdebatan yang Merusak Pernikahan

PinkKorset.com – Berdebat itu wajar. Namun, Anda perlu mengetahui momen ketika perdebatan itu sudah tidak sehat.

Tahukah Anda bedanya perdebatan sehat dan tidak sehat? Pengetahuan ini menentukan rusak tidaknya hubungan Anda.

Banyak riset yang sudah membuktikan, perdebatan rumah tangga bisa berujung pada performa secara profesional. Bahkan, Anda sebaiknya hati-hati karena perdebatan bisa meningkatkan stress hingga lima kali lipat.

Menyatukan perbedaan di akhir perdebatan, merupakan tujuan yang hendak dicapai. Jika Anda masih khawatir, berikut ciri-ciri perdebatan tak sehat.

Keinginan menang warnai perdebatan. Ini terjadi ketika salah satu ingin menang dan lainnya jadi defensif. Perdebatan pun berubah menjadi pertengkaran, harus ada yang kalah dan menang. Pada akhirnya, ada satu pemenang dan yang kalah adalah pernikahan Anda. We menjadi me.

Tak mau bergiliran sampaikan argumen. Harusnya, masing-masing punya kesempatan menyampaikan apa yang hendak disampaikan. Bukan salah satu menjadi saksi sementara yang lain menggelar monolog. Perdebatan sehat berubah menjadi pertunjukkan kekuatan yang tak sehat.

Tak lagi saling mendengarkan. Saat tak mendengarkan pasangan, Anda akan fokus pada agenda pribadi. Anda mendengarkan, tapi tak benar-benar mencerna karena hanya bersikap seakan seperti pause sebelum giliran bicara. Saling mengerti takkan tercapai dalam perdebatan macam ini.

Memotong lawan bicara. Ini merupakan demonstrasi kurangnya sikap menghormati. Mana mungkin perdebatan Anda sehat jika tak mau menghormati lawan bicara? Takkan ada kompromi yang dicapai.

Amarah mulai menghantui. Jika tidak mengenali dan mengendalikan amarah pribadi, emosi akan membajak apa yang semula perdebatan sehat. Tak lama, Anda berdua akan meninggalkan logika, yang merupakan dasar perdebatan.

Suara meninggi, nada kasar. Bak pertempuran, tahap ini merupakan detik-detik terakhir sebelum menghabisi lawan. Adu ide yang merupakan tujuan awal perdebatan, jadi adu pasangan. Anda melawan dirinya karena emosi mewarnainya.

Hal yang sama, dengan cara yang sama. Perdebatan Anda terasa seperti déja vu karena masih saja belum terpecahkan. Masing-masing menolak mengubah pemikirannya dan tak mau menerima pemikiran paasangannya. Debat kusir.

Terus berdebat, tak mau mengalah. Memang pada dasarnya, ada hal-hal yang tak bisa dipaksakan. Tapi ketika perdebatan sudah menjadi perang kata-kata kasar yang dibumbui emosi, harus ada yang mengalah dan menghentikannya. Sebab, takkan ada yang memenangkan perdebatan macam ini. Pernikahan Anda kalah.