PinkKorset.com, Jakarta – Sehari setelah menayangkan hasil hitung cepat (quick count) pemilihan presiden, investor mengurangi transaksi saham milik Grup Bakrie dan MNC Group.
Para pelaku pasar menilai, jaringan televisi milik kedua kelompok usaha tersebut tidak kredibel.
Alhasil, saham-saham dari kedua grup media besar ini pun terjun bebas. Misalkan saja saham Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang pada perdagangan Kamis (10/7/2014) kemarin ditutup di posisi 2570 atau merosot 160 poin (5,86%).
Sedangkan Saham Visi Media Asia Tbk (VIVA), yang membawahi media televisi tvOne,antv, serta portal berita viva.co.id, terjun ke level 250 atau turun 18 poin (6,72%). Di awal perdagangan, harga saham perusahaan milik keluarga Bakrie ini di buka 267 poin.
Hal ini terjadi di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cukup signifikan. IHSG berada pada posisi 5088,71 dengan naik 64 poin (1,27%).
Seperti diketahui, TV One, MNC TV, Global TV, dan RCTI menayangkan hasil quick count yang memenangkan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa. Hasil tersebut berkebalikan dengan hasil hitung cepat yang dilakukan beberapa lembaga survei yang lebih kredibel.
Setidaknya, ada empat lembaga survei yang memenangkan pasangan Prabowo-Hatta dalam quick count Pilpres 2014 yang digelar hari ini. Lembaga-lembaga itu adalah Puskaptis, Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan Suara Indonesia.
Sementara itu, ada tujuh lembaga survei yang memenangkan Jokowi-JK, yaitu Populi Center, CSIS, Litbang Kompas, Indikator Politik Indonesia, Lingkaran Survei Indonesia, RRI, dan Saiful Mujani Research Center.
“Saham-saham Bakrie dan Group MNC anjlok. Mereka menganggap pemiliknya tidak kredibel dalam penghitungan sementara,” kata anggota Asosiasi Analis Efek Indonesia, Budi Frensidy di Jakarta, Jumat (11/7/2014).
Meski ada beberapa saham yang tetap hijau, namun pergerakan harganya bisa dikatakan relatif stagnan. “Harga saham yang tidak naik sebagai gambarannya,” katanya.
Para investor merasa, kurang kredibelnya hasil hitung cepat yang ditampilkan TV One dan jaringan televisi milik MNC Group memudarkan kepercayaan investor.
Padahal di sejumlah stasiun televisi menampilkan quick count sementara yang menunjukkan calon presiden nomor urut dua, Joko Widodo (Jokowi) unggul atas Prabowo Subianto.
Head of Research Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan, bisnis media adalah bisnis kepercayaan. Jika sebuah media menayangkan informasi yang tidak benar, hal itu akan memengaruhi kelanjutan bisnis dan pendapatan perusahaan.
“Turunnya saham VIVA dan MNCN, bagaimanapun, sangat berkaitan dengan hasil quick count yang dinilai tidak benar, yang memenangkan Prabowo-Hatta Rajasa. Investor paham, itu tidak benar, sehingga mereka memilih melepas saham dua emiten itu,” ujarnya.
Ia pun membandingkan pergerakan saham VISI dan MNCN dengan saham SCTV. Pada perdagangan kemarin, saham SCTV disebut naik imbas kepercayaan masyarakat atas tayangan hasil quick count.
“SCTV malah naik karena menayangkan hasil hitung cepat yang disukai masyarakat. Tapi MNC sebenarnya sudah agak lama pergerakan sahamnya memang tidak begitu menarik semenjak pertumbuhan ekonomi menurun. Saham MNC terus melemah,” katanya.