Singapura Akan Buat Aturan Mata Uang Virtual Foto: telegraph

Singapura Akan Buat Aturan Mata Uang Virtual

PinkKorset.com, Singapura – Bank sentral Singapura berencana mulai mengatur perantara untuk mata uang virtual seperti pertukaran bitcoin dan mesin ATM, demi mengatasi transaksi terlarang yang mungkin muncul.

Langkah ini akan membuat negara kota tersebut sebagai negara kedua di dunia yang membuat aturan tersebut, setelah Amerika Serikat .

Berdasarkan usulan Otoritas Moneter Singapura (MAS), perantara harus memverifikasi identitas pelanggan dan melaporkan setiap transaksi yang mencurigakan kepada pihak berwenang .

Mata uang Virtual menimbulkan kekhawatiran bagi regulator karena orang dapat melakukan transaksi secara anonim dan tidak ada pembatasan pada perdagangan lintas batas. “Hal ini memicu kekhawatiran adanya pencucian uang dan risiko serangan teroris di bidang keuangan,”demikian ujar MAS dalam pernyataan, Kamis (13/3/2014).

Mata uang digital kini menjadi perbincangan di pasar dari China, Rusia hingga AS dimana semua regulator meminta larangan atau pembatasan penggunaannya.

Terutama setelah ada kasus, dimana seseorang bernama Charlie Shrem, pendiri perusahaan pertukaran Bitlnstant dituduh di Manhattan dua bulan lalu melakukan konspirasi dalam melakukan pencucian uang Bitcoin senilai US$1 miliar, namun dirinya menolak tuduhan tersebut.

Tahun lalu otoritas pidana di AS menakwa operator pertukaran mata uang digital Liberty Reserve dan menuduh perusahaan membantu upaya pencucian uang lebih dari US$ 6 miliar dana yang terkait dengan segala sesuatu dari pornografi anak hingga penggunaan software untuk hack perbankan .

Pada Oktober, pihak berwenang AS juga menutup pasar online yang disebut Silk Road yang digunakan untuk pembelian obat-obatan dan menyewa pembunuh bayaran .

Namun pasar mata uang virtual mengambil hit terbesarnya bulan lalu di Jepang, ketika Mt . Gox , dalam salah satu pertukaran bitcoin terbesar di dunia , berhenti beroperasi dan segera setelah mengajukan kebangkrutan .

“Konsumen dan pebisnis harus menyadari risiko yang lebih luas dari kesepakatan lewat mata uang virtual dan harus meningkatkan kehati-hatian,” kata Deputy Managing Director, Ong Chong Tee.

Singapura saat ini memiliki setidaknya dua bursa bitcoin dan sekitar setengah lusin ATM bitcoin, meskipun penggunaan mata uang virtual masih relatif rendah .

Industri mata uang di Singapura telah menarik perhatian, dengan mesin penjual otomatis bitcoin pertama, rancangan startup lokal Tembusu Terminal, memulai bisnis pada 27 Februari, hanya tiga hari setelah Mt . Gox menghentikan semua perdagangan mata uang virtual .

Seminggu kemudian, aksi bunuh diri Autumn Radtke, 28 tahun, CEO First Meta yang berbasis di Singapura, terkait bitcoin, menjadi berita utama di seluruh dunia dan memicu spekulasi tentang peran bitcoin dalam kematian warga Amerika itu .