Stop Mata-matai Pasangan Anda! Foto: hickoryfamilylawblog

Stop Mata-matai Pasangan Anda!

PinkKorset.com – Banyak kesempatan untuk memata-matainya dan kadang Anda tergoda. Tapi awas, mengawasi pasangan bukan hal yang bijaksana.

Tahan keinginan ini! Berhentilah mengintip ponselnya. Jangan berusaha membobol password akun surel (surat elektronik/e-mail) atau Facebook-nya. Memata-matai pasangan merupakan hal yang tak termaafkan dalam sebuah hubungan. Mengapa?

Merusak Kepercayaan

Apa arti sebuah hubungan tanpa kepercayaan? Jika tak bisa mempercayainya, buat apa Anda menjalin kasih dengannya? Satu keputusan buruk terkait kepercayaan, bisa merusak seluruh hubungan Anda. Sulit mengembalikannya. Apalagi, kekhawatiran Anda itu terbukti salah.

Tak Bisa Dipercaya

Dan inilah dampaknya, Anda menjadi orang yang tak bisa dipercaya. Sekalipun Anda menemukan sesuatu, kalian berdua sama-sama menjadi orang yang tak bisa dipercaya. Jika Anda tak menemukan sesuatu, hubungan baik itu akan rusak tanpa sebab.

Cari Masalah

Memata-matai sama saja mencari masalah. Yang tak ada jadi ada. Mengulik ponselnya untuk membaca pesan satu persatu atau berusaha membongkar tweet rahasia dan pesan dalam inbox Facebook-nya serta menemukan bukti, bukan berarti Anda benar. Bisa saja semua hanya kesalahan paham. Bisa saja Anda nantinya hanya membesar-besarkan masalah. Lalu apa yang terjadi saat Anda berdebat dengannya? Bagaimana cara menjelaskan dengan baik apa yang sebenarnya Anda lakukan?

Mengungkap Sifat Sebenarnya

Biasanya seseorang memata-matai karena merasa tak yakin dengan hubungan itu sendiri. Perasaan ini boleh saja. Tapi jika sampai membuat Anda memata-matai pasangan, ini mengungkap banyak mengenai diri Anda sendiri. Sebaiknya lakukan saja secara terbuka. Pasangan mungkin bisa membantu Anda.

Privasi = Hak Asasi

Setiap orang berhak mendapatkan privasi, termasuk pasangan. Berbagi hidup bukan berarti membuka semua hal. Jika ia berbicara dengan mantan dan tidak ‘melaporkannya’, petik hikmahnya. Mungkin ia tak mau menyakiti hati Anda. Jangan terlalu curiga. Tak selalu ada sesuatu dan sekalipun ada, tunggu hingga dia bercerita bukan Anda ‘menginterogasinya’.

Komunikasi Itu Lebih Baik

Bicarakan perasaan, kecurigaan, dan kekhawatiran Anda dengannya. Dia berhak mengetahui hal-hal itu. Jika Anda tak bisa menyampaikan semuanya, buat apa menjalin hubungan tersebut? Berdiskusilah, jangan menggelar misi spionase.

Talk, don’t spy.