PinkKorset.com, Jakarta – Pemerintah memutuskan menambah dana subsidi kereta commuter line Jabodetabek per 15 Oktober 2014.
Kebijakan ini dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyesuaikan besaran dana Public Service Obligation (PSO) untuk kereta rel listrik (KRL) yang dioperasikan PT Kereta Api Commuter Jakarta (KCJ).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwi Atmoko mengatakan penyesuaian ini mengikuti peningkatan fasilitas pelayanan kepada penumpang KRL sehingga berpengaruh terhadap harga tiket yang ditetapkan KCJ per 15 Oktober 2014.
“Terhadap perubahan BIOP yang diajukan tersebut, Ditjen Perkeretaapian telah melakukan evaluasi berdasarkan Permenhub Nomor PM.28 Tahun 2012 tentang Pedoman Perhitungan dan Penetapan Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api dan Permenhub Nomor PM.56 Tahun 2013 tentang Komponen Biaya yang Dapat Dipergunakan,” ujarnya saat konferensi pers di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin (6/10/2014).
Jadi, bila sebelum 15 Oktober 2014, PSO KRL Ekonomi AC adalah 5 stasiun pertama diberikan Rp 1.000, dan setiap 3 stasiun berikutnya diberikan PSO Rp 500 (s/d 14 Oktober 2014).
Maka, setelah 15 Oktober 2014, 5 stasiun pertama diberikan PSO sebesar Rp 3.000, dan setiap 3 stasiun berikutnya diberikan PSO Rp 500 (mulai 15 Oktober 2014 s/d Desember 2014).
Misalkan, tarif KRL yang ditetapkan PT KCJ untuk 5 stasiun pertama per 15 Oktober naik menjadi Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 3.000.
Dengan PSO lama sebesar Rp 1.000, maka tarif yang harus dibayar penumpang adalah Rp 4.000 atau naik dari tarif sebelumnya sebesar Rp 2.000. Namun, karena ada kenaikan PSO menjadi Rp 3.000, maka harga tiket yang harus dibeli penumpang tidak mengalami perubahan yaitu tetap sebesar Rp 2.000 untuk 5 stasiun pertama.
Adapun besaran PSO dari pemerintah terkait kenaikan KRL per 15 Oktober 2014 hingga 31 Desember 2014 setelah adanya penyesuaian tarif KRL yaitu sebesar Rp 208,8 miliar. Sehingga total total keseluruhan alokasi PSO untuk KRL Jabodetabek Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp 517 miliar.
