Sulit Hamil? Yuk, Coba Bayi Tabung [channel4]

Sulit Hamil? Yuk, Coba Bayi Tabung

PinkKorset.com, Jakarta – Bagi pasangan yang memiliki masalah infertilitas, program bayi tabung bisa menjadi opsi yang cukup menjanjikan.

Tak dipungkiri, kehadiran anak melengkapi kebahagiaan rumah tangga. Namun, jika sang anak tidak kunjung datang, segala upaya akan ditempuh oleh pasangan suami-istri (pasutri),  termasuk  mengonsumsi obat penyubur dan terapi kesuburan.

Namun, Anda juga bisa mencoba teknik bayi tabung.

Ya. Program bayi tabung atau IVF (In Vitro Fertilization) bisa menjadi solusi bagi pasutri yang mengalami infertilitas atau ketidaksuburan. Para penderita kanker dan mereka yang sudah menjalani sterilisasi juga bisa mengikuti program ini untuk memiliki anak.

Dalam prosesnya, sel sperma dan sel telur dipertemukan dalam media berupa tabung hingga terjadi pembuahan. Sel ini lalu ditumbuhkan dua hingga tiga hari sebelum dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina, menggunakan kateter khusus. Selanjutnya embrio tersebut akan tertanam di dinding rahim (implantasi).

Indonesia sebenarnya merupakan negara yang cukup awal menjalankan program bayi tabung, dibanding Thailand dan Malaysia, yaitu sejak 1987. Namun, perkembangannya tergolong lambat.

Hal ini dilihat dari jumlah peserta program bayi tabung yang masih sedikit dan jauh lebih kecil dibandingkan negara-negara Asia lainnya.

Bahkan berdasarkan data 2013, masih banyak pasangan melakukan program bayi tabung di luar negeri, yakni sekitar 4% dari seluruh pasutri yang memiliki masalah infertilitas.

Memang, jumlah klinik bayi tabung di Indonesia memang masih sedikit, hanya 26 klinik di 11 kota, terutama di kota-kota besar. Bandingkan dengan Jepang yang berpenduduk 110 juta orang dan memiliki 600 klinik kesuburan.

“Tetapi, dari segi fasilitas dan kemampuan, dokter kita sudah setara dengan negara tetangga. Angka keberhasilannya pun hampir sama, sekitar 40 persen,” kata dr Budi Wiwengko, Sp OG, sekjen Perkumpulan Fertilisasi In Vitro Indonesia (Perfitri).

Ia mengatakan, teknik-teknik terbaru yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi sudah bisa dilakukan di klinik dalam negeri, misalnya teknik ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection) atau menyuntikkan satu sel sperma ke dalam sel telur sehingga terjadi pembuahan.

Fasilitas laboratorium canggih juga berperan cukup besar dalam menurunkan risiko kegagalan, terutama untuk memilih sel telur dan sel sperma berkualitas baik. Teknik ini dinamakan  IMSI (Intracytoplasmic morphologically selected sperm injection).

“Teknik dan pemeriksaan laboratorium terbaru sudah mampu melakukan pembesaran sel sperma hingga 6.000 kali sehingga bisa dilihat dengan jelas ada tidaknya kerusakan,”ujarnya.

Adapun, beberapa hal belum dapat dikerjakan dokter di Indonesia, lebih karena terganjal regulasi. Seperti dilarangnya donor sel telur atau sel sperma. Demikian juga dengan surrogate atau ibu pengganti.

Keberhasilan program bayi tabung juga bergantung pada banyak faktor, salah satunya usia perempuan.  Peluang keberhasilan bagi perempuan yang berusia di bawah 35 tahun adalah 30-40% dan 35-40 tahun 25%. Sementara di atas 40 tahun memiliki peluang kurang dari 15%.