Waduh, Populasi Jerapah Turun 40% [animals-library]

Waduh, Populasi Jerapah Turun 40%

PinkKorset.com – Yayasan Konservasi Jerapah melaporkan, populasi hewan ini di Afrika turun drastis hingga 40% dalam 15 tahun terakhir. Waduh, sedihnya.

“Ini adalah kepunahan yang senyap,” ujar Direktur Yayasan Konservasi Jerapah, Dr. Julian Fennessy, kepada ABC News. Punahnya jerapah membuat populasinya menjadi 80 ribu ekor dari 140 ribu.

Seperti halnya spesies lain yang masuk kategori punah, populasi jerapah menurun drastis karena berkurangnya habitat dan tingginya tingkat perburuan manusia.

Sayangnya, manusia memburu jerapah karena kulitnya dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan produk tekstil dan beberapa negara di Afrika, seperti Tanzania.

Masyarakat percaya, daging jerapah dapat mengobati penyakit HIV/AIDS. Sementara itu, para pemburu menargetkan jerapah sebagai mesin uang.

Lalu mengapa hewan seperti gajah dan badak mendapat perhatian yang lebih besar dari berbagai lembaga konservasi sedangkan ‘kepunahan senyap’ jerapah baru diketahui?

Para ahli berspekulasi bahwa gajah dan badak memiliki arti penting dalam kehidupan manusia sehingga manusia melihat kedua binatang ini yang sangat penting untuk dilestarikan.

“Jerapah ada dimana-mana. DI buku anak-anak hingga koleksi kebun binatang di seluruh dunia. Mereka mudah dilihat, (sehingga) orang tidak khawatir,” ujar koordinator peneliti Institut Konservasi dan Penelitian Kebun Binatang San Diego, David O’Connor.

Yayasan Konservasi Jerapah berharap, informasi ini bisa menjadi pengingat khususnya negara-negara di Afrik untuk melakukan tindakan nyata menyelamatkan spesies ini.

Tindakan dini juga telah dilakukan oleh International Union for Conservation of Nature’s Red List, yaitu memberikan data akurat mengenai jerapah dan sembilan sub-spesies lainnya yang bisa saja suatu hari nanti punah dari muka bumi ini.