Benarkah Tuna Rungu Bisa Disembuhkan? [irishealth]

Benarkah Tuna Rungu Bisa Disembuhkan?

PinkKorset.com – Benarkah ilmuwan sudah tinggal selangkah lagi untuk menemukan cara ‘menyembuhkan’ tuna rungu?

Sebuah pengobatan melalui terapi gen dilakukan untuk tuna rungu yang diturunkan, telah diuji secara sukses dan bisa diterapkan pada masyarakat dalam lima tahun.

Riset ini memberi harapan baru bagi anak yang memiliki gen penyebab kehilangan pendengaran dan pada akhirnya, berpengaruh pada kehidupan sosial dan karir.

Dr Jeffrey Holt yang memimpin tim ilmuwan Boston Children’s Hospital di Amerika Serikat (AS) mengatakan, ia sudah memiliki visi untuk mengubah gen ini.

“Pasien tuna rungu akan disusun ulang DNA-nya, diinjeksi pengobatan yang tepat ke dalam telinga untuk menyembuhkan tuna rungu,” paparnya.

Tim tersebut, lanjut Dr Holt, akan siap melakukan terapi ini dalam lima hingga 10 tahun ke depan.

Sejauh ini, diketahui terdapat 70 gen ‘cacat’ yang bisa menyebabkan seseorang menderita tuna rungu.

Tim ilmuwan ini fokus pada satu gen, TMC1. Gen ini menjadi penyebab antara 4-8% kasus tuna rungu dan berperan penting dalam membentuk protein telinga.

Mereka memulai perawatan gen tersebut pada tikus mutan, mewakili masing-masing bentuk TMC1 yang menyebabkan tuna rungu pada manusia.

Satu tikus dengan gen TMC1 yang berfungsi dengan baik, lainnya memiliki kekurangan yang berujung pada tuna rungu manusia saat usia kanak-kanak.

Perawatan ini memperbaiki pendengaran tikus dengan gen TMC1 yang rusak. Saat diuji pendengarannya, reaksinya sama seperti tikus sehat.

“Terapi gen ini membuat si tikus melompat (saat diuji dengan suara keras), seperti tikus yang sehat,” kata Dr Holt.

Dr Margaret Kenna yang seorang spesialis genetika pendengaran di Boston Children’s Hospital berkata, terapi pendengaran biasanya karena berkurangnya gen TMC1.

Alat bantu pendengaran, lanjutnya, kadang kurang berfungsi dengan baik. Sebab, telinga secara alamiah bisa menangkap sejumlah range frekuensi.

“Apapun yang bisa menstabilkan atau memperbaiki pendengaran alami pada usia muda itu sangat baik. Anak-anak bisa belajar dengan cepat,” kata Dr Kenna.

Riset ini dipublikasikan di jurnal Science Translantional Medicine.