Mitos dan Fakta Seputar Mi Instan [brainlessgirl]

Mitos dan Fakta Seputar Mi Instan

PinkKorset.com – Ketika lapar tiba, mi instan memang jadi solusi yang cepat dan praktis. Namun, ada beberapa mitos yang membuat orang ragu mengonsumsinya.

Mitos tersebut biasanya seputar bahaya kandungan bahan-bahan dalam sebungkus mi instan.  Tapi apakah mitos-mitos itu benar?

Berikut tiga mitos dan fakta tentang mi instan:

Mi instan sebaiknya direbus dua kali atau ganti air rebusannya sebelum dikonsumsi

Prof. Dr. Hardinsyah, MS, Guru Besar Depertemen Gizi Masyarakat FEMA Institut Pertanian Bogor mengatakan, air rebusan mi instan tidak perlu diganti. Menurutnya, tepung terigu pada beberapa mi instan di Indonesia, sudah mengandung asam folat yang baik untuk tubuh.

“Mengingat asam folat itu larut dalam air, jika air rebusan mi instan diganti, maka Anda tidak mendapat asupan asam folatnya.” Kata Prof. Dr. Hardiansyah saat acara peluncuran Indomie My Noodlez di Jakarta, Selasa (20/10/2015).

mi-instan

Lalu, bagaimana dengan kehilangan zat gizi pada mi instan goreng?

Menurutnya air rebusan mi instan goreng memang terbuang. Akan tetapi jumlah kehilangan zat gizi tersebut sudah diperhitungkan Badan POM.

“Dalam aturan Badan POM, kandungan gizi yang tercantum pada label mi instan itu berlaku hingga akhir masa kedaluarsa. Kalau pun dilakukan pada proses tadi, jumlah zat gizi tersebut masih ada sejumlah itu,” katanya.

Tubuh perlu waktu beberapa hari untuk mencerna mi instan

Prof. Dr. Hardinsyah membantah mitos tersebut. Menurutnya, jika tubuh terasa berenergi setelah makan, berarti makanan tersebut diolah dengan baik oleh tubuh. Sebaliknya, jika setelah makan malah merasa lemas, berarti makanan tersebut tidak bisa dicerna dengan baik.

“Setelah makan mi instan, tubuh akan merasa berenergi, yang berarti mi instan dapat langsung diolah oleh tubuh.”

mi-dan-nasi

Mi instan bisa dijadikan lauk untuk nasi

Mi instan sebaiknya tidak dimakan bersama nasi. Terutama karena keduanya sama-sama karbohidrat. Prof. Dr. Hardinsyah menyarankan untuk meragamkan asupan makanan, sebaiknya makan mi instan dengan telur dan sayur untuk menyeimbangkan asupan protein dan vitamin.

Prof. Dr. Hardiansyah menyarankan mengonsumsi mi instan tidak perlu berlebih.

“Maksimal makan satu bungkus mi instan satu atau dua hari saja,” pungkasnya.