Saat Resesi, Ortu Prioritaskan Anak Perempuan [robcartwrightphotography.wordpress]

Saat Resesi, Ortu Prioritaskan Anak Perempuan

PinkKorset.com – Orangtua memang menyayangi anak-anaknya, baik perempuan dan laki-laki. Namun, ketika terjadi resesi, mereka lebih memprioritaskan anak perempuannya. Mengapa?

Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Consumer Research mengungkapkan, ketika menghadapi situasi sulit, orangtua cenderung memprioritaskan anak perempuan secara finansial dibandingkan anak laki-laki.

Penelitian yang dilakukan Carlson School of Management dan Rutgers Business School di Amerika Serikat (AS) ini melibatkan 629 peserta.

Para responden diinstruksikan untuk membaca artikel yang berisi mengenai berbagai kondisi perekonomian, seperti kondisi yang sangat baik, netral dan sangat buruk. Mereka kemudian diminta mengandaikan membuat surat wasiat dan membagi aset mereka untuk anak laki-laki dan perempuan.

Hasilnya, dalam situasi ekonomi yang sangat sulit, para peserta mengalokasikan 60% dari aset mereka untuk anak perempuan. Sementara, jika situasi ekonomi dalam keadaan netral maupun sangat baik, pembagiannya pun merata yakni 50/50.

Orangtua lebih memilih anak perempuan untuk didaftarkan dalam berbagai program pemerintah seperti program asuransi dan jaminan sosial.

Untuk memperkuat temuan tersebut, para peneliti mencoba menelusuri hubungan antara PDB AS dan belanja ritel pada pakaian untuk anak laki-laki dan perempuan antara 1984 dan 2011.

Mereka menemukan bahwa ketika terjadi resesi ekonomi di AS, rasio pengeluaran untuk anak perempuan naik hampir 20% ketika ekonomi buruk. Mereka cenderung menghabiskan uang untuk makan siang yang sehat, kegiatan ekstrakurikuler dan kawat gigi untuk anak perempuan. Bahkan, anak perempuan diprioritaskan mendapat warisan keluarga ketimbang anak laki-laki.

“Para orang tua tampaknya menurunkan perhatian untuk anak laki-laki dan lebih fokus pada anak perempuan,” kata Kristina Durante, penulis utama studi dan asisten profesor pemasaran di University of Texas, San Antonio.

Investasi di atas kertas

Alasan orangtua lebih memilih anak perempuan ketika terjadi resesi ekonomi adalah karena anak perempuan memiliki potensi yang lebih besar untuk memiliki dan mengasuh anak.

Kristina menyebut hal ini sebagai “investasi reproduksi” di atas kertas.

Secara historis, anak laki-laki memiliki kemungkinan lebih besar untuk tumbuh dewasa dan tidak pernah memiliki anak. Sedangkan anak perempuan lebih mungkin memberikan cucu pada orang tua mereka, yang membuat investasi terhadap anak perempuan lebih aman.

“Bagi anak laki-laki, soal keturunan lebih terikat pada status mereka, dibandingkan anak perempuan,” kata Kristina yang juga menjadi penulis utama dalam penelitian tersebut.

Dalam satu eksperimen yang dikontrol untuk usia, para peneliti menemukan bahwa orang tua lebih mungkin untuk mengalokasikan aset untuk remaja perempuan daripada remaja laki-laki. Namun, tidak ada perbedaan ketika anak-anak masih bayi.

Kristina menuturkan, sebenarnya hampir semua orang tua mengatakan tidak mengutamakan salah satu dari anak-anak mereka. Tetapi saat resesi ekonomi terjadi, orang tua akan lebih memilih anak perempuan daripada anak laki-laki.

“Ini bukan sesuatu yang disadari orangtua. Kebanyakan orang tua mengatakan mereka memberi perlakuan yang sama pada anak-anak mereka. Namun, di saat yang berbarengan, hal itu sebenarnya bias.