Shafira Bawa Songket Silungkang ke New York

PinkKorset.com, Jakarta – Brand busana muslim ternama Shafira terus mengepakkan sayapnya di dunia internasional.

Kini di tahun 2015 menginjak di usianya yang ke-26 tahun, Shafira akan memamerkan koleksinya di Couture Fashion Week (CFW), New York dengan menampilkan 15 koleksi terbarunya pada 12 September 2015 mendatang di New York, Amerika Serikat.

Koleksi Shafira yang akan ditampilkan tersebut memiliki sentuhan tradisional dengan menggunakan kain songket Silungkang, Sumatera Barat. Songket yang berasal dari Kota Sawahlunto itu dirancang sedemikian rupa menjadi busana modern dan elegan berupa dress, tunik, celana palazzo, short jacket, hingga long jacket.

Koleksi yang bertema ‘When West Meet West’ itu ditampilkan dengan warna-warna monokrom seperti hitam dan silver. Koleksi ini akan dipadu padankan dengan detil dari Kristal Swarovski di beberapa bagian busananya untuk memberi kesan mewah.

Semua koleksi Shafira ini memang ditujukan untuk kalangan middle up dengan range harga Rp40 juta.

shafira-1

Komisaris Shafira Corporation Gilarsi Wahju Setijono berharap, melalui songket Silungkang, Shafira ingin memajukan ekonomi kreatif Indonesia ke dunia internasional dan New York merupakan tempat orang bersaing dalam berbagai hal.

“Untuk itu, kita coba perkenalkan apa yang dimiliki Indonesia. Jika nantinya mendapat kritikan, hal itu tentunya akan bagus untuk membangun Shafira untuk menjadi leader di kiblat fesyen muslim.”

Fenny Mustafa selaku owner dan founder Shafira mengungkapkan, alasan utama mengangkat songket Silungkang karena fokus perusahaan untuk mengenalkan kain-kain Indonesia ke lingkup Internasional.

Saya sangat concern untuk mengangkat kain yang belum banyak diangkat, ya seperti Silungkang ini. Beruntung kami juga didukung oleh Plt. Gubernur Sumatra Barat Reydonnyzar Moenek, dan Walikota Sawahlunto Ali Yusuf, untuk bisa membawa Silungkang ke ranah internasional.” ujarnya saat ditemui di Hotel Le Meridien, Jakarta (2/9).

Pilihan songket Silungkang juga berdasarkan kultur masyarakat New York yang suka memakai gaun berwarna hitam dan perak berbeda dengan Indonesia yang lebih senang warna cerah.