Solusi Air di Wilayah Kering [huffpost]

Solusi Air di Wilayah Kering

PinkKorset.com, Jakarta – Air tawar ternyata bisa diproduksi dengan penguapan dan penanaman pepohonan.

Air menjadi sumber kehidupan yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Memang sebagian besar wilayah Indonesia dikelilingi lautan, tetapi air laut sulit dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.

Umumnya air yang digunakan berasal dari dalam tanah atau air tawar. Sayangnya saat ini masih banyak dijumpai daerah yang kesulitan air tanah. Bahkan, sebagian wilayah Jakarta pun mengalami intrusi air laut.

“Di Jakarta sudah kacau air bersih,” kata Prof. Dr. Emil Salim di Jakarta.

Menurut laki-laki kelahiran Lahat, Sumatera Selatan (8/6/1930), ada beberapa cara untuk memperoleh air tawar. Salah satunya yakni menjadikan air laut menjadi air tawar.

Desalination water dengan alat reserve osmosis seperti di Singapura, saya kira bisa menjadi solusi yang baik,” ucap Prof. Emil.

Solusi ini dapat diaplikasikan di Jakarta, tapi lain perkara untuk di ribuan pulau di Indonesia yang belum memiliki akses air bersih.

Sebab, reserve osmosis memerlukan biaya yang tinggi. Diperlukan cara yang lebih sederhana untuk memproduksi air tawar.

Prof. Emil mencontohkan teknik sederhana yang telah dilakukan warga di NTB. Masyarakat di sana membuat kolam-kolam untuk menampung air laut dan menguapkannya.

“Tak perlu pakai mesin. Hanya memerlukan kolam-kolam untuk penguapan air laut yang kemudian uap ditahan dengan plastik dan diambil,” ujar laki-laki penyandang  The Leader for the Living Planet Award dari World Wide Fund (WWF).

Tak hanya itu, ia juga mencontohkan wilayah lainnya. Di Kota Maumere, Flores, NTT membuat lahan terasering yang ditanami pohon lamtoro.

“Curah hujan tertahan dengan pohon-pohon lamtoro, air mengendap, masuk ke dalam tanah lalu menjadi sungai. Mereka menamakan sungai Lela,” ujarnya.

Inisiasi ini digerakan oleh seorang pemuka agama Katolik di sana. Ia mengajak warganya bergotong-royong membuat terasering dan menanam pohon lamtoro setiap Minggu, seusai beribadah.

“Selama ada laut, air masih ada,” tutupnya.