PinkKorset.com – Nobody’s perfect. Setiap orang berbuat kesalahan. Tapi ada beberapa yang memiliki konsekuensi buruk pada hubungan romantis Anda.
Dalam pernikahan, kedua pihak harus sama-sama berusaha membuatnya bertahan. Diantaranya, menghindari hal-hal yang merusaknya.
Dr. Brenda Shoshanna, seorang psikolog, mengungkapkan beberapa hal yang bisa merusak hubungan dan pernikahan seperti yang dimuat Woman’s Day berikut ini.
Mencoba Mengubah Pasangan
Banyak orang percaya, mereka bisa dan akan mengubah pasangannya. Toh, bagi Anda, perubahan itu hanya kecil. Jangan salah, hal kecil itu bisa jadi adalah hal besar bagi si dia. Pasangan akan merasa tak dicintai dan hanya dilihat sebagai sosok pengisi kebutuhan.
Merasa Gagal Dalam Menjalani Hubungan
Ketika ada beberapa hal tak berjalan sesuai keinginan, seringkali seseorang merasa tertekan. Dalam sebuah hubungan, bisa muncul perasaan tak dicintai atau memang ditakdirkan selalu gagal. Tidak, Anda bukan orang gagal! Mungkin Anda belum banyak belajar. Begitu mengetahui ide dan metode baru, hidup akan berjalan dan mungkin dengan cara yang belum pernah Anda pikirkan.
Harus ‘Cukup Baik’ Agar Dicintai
Perasaan ini membuat seseorang berusaha mengubah dirinya agar layak dicintai. Perasaan ini membuat seseorang malah menyabotase hubungan. Sibuk mencari kesalahan pasangan agar merasa dirinya lebih baik. Cinta bukanlah imbalan. Semakin Anda memperlakukannya seperti imbalan, semakin buruk rasanya. Ingatlah, semua orang layak untuk dicintai.
Menolak Lebih Dulu Agar tak Ditolak
Ini sebenarnya sebuah mekanisme perlindungan diri. Menolak pasangan agar tak lebih dulu merasakan ditolak. Intinya, merasa seperti Anda tak layak berada dalam sebuah hubungan dan tak bisa mempertahankan pasangan karena belum sanggup menerima dirinya sendiri.
Komunikasi Tanpa Bicara
Saling mencintai bukan berarti memberi Anda kemampuan untuk membaca pikiran masing-masing. Ini kesalahan yang amat serius dalam setiap hubungan. Perlu ada komunikasi jujur dan terbuka. Anda harus tahu apa yang diinginkan, cara memintanya tanpa merasa bersalah, serta kesanggupan menerima jawaban ya dan tidak.
Membahagiakan Adalah Tugas Pasangan
Pasangan bukan seseorang yang meladeni semua kebutuhan Anda. Jika ia menolak atau berkata tidak, bukan berarti tak lagi cinta. Ia ada untuk tumbuh dan berbagi bersama. Belajarlah membahagiakan diri sendiri dan orang lain terlebih dahulu. Jika Anda bahagia dengan diri sendiri, barulah orang lain bisa membahagiakan.
Lelaki Sulit Bicara
Perempuan sering mengklaim, sulit membuat laki-laki bicara. Saat ditanya, mereka malah bungkam. Perempuan pun merasa diabaikan dan laki-laki merasa pasangannya salah mengerti. Padahal, laki-laki mau bicara jika Anda menciptakan suasana yang tepat. Ia juga ingin curhat, tapi sebenarnya lelaki lebih fragile. Artinya, Anda harus menciptakan suasana yang membuatnya merasa aman untuk berkeluh kesah.
Ketagihan Bertengkar
Banyak yang bilang, pertengkaran membuat hubungan lebih ‘hidup’. Jika pasangan marah, ia masih peduli. Bahkan, berusaha membuat pertengkaran seheboh mungkin. Berdebat memang sudah biasa. Tapi jika terus menerus, ini tak baik. Saat marah, Anda cenderung ingin mendominasi pasangan. Dominasi bukan cinta. Jika merasa sakit, itu adalah penyiksaan.