Alternatif Hindari Gigitan Nyamuk [google]

Alternatif Hindari Gigitan Nyamuk

PinkKorset.com, Jakarta – Berbagai penyakit berbahaya akibat gigitan nyamuk Aedes aegypty masih merebak. Terutama Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menghantui masyarakat.

Salah satu artikel yang ditulis Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada pada 23 April 2016 menyebutkan, Indonesia merupakan negara kedua dengan angka kejadian DBD tertinggi di dunia setelah Brasil.

Menurut catatan Kementerian Kesehatan, jumlah penderita DBD di Indonesia pada Januari – Februari 2016 sudah mencapai 13.219 orang, dengan angka kematian mencapai 137 orang.

Sementara virus zika yang juga disebabkan gigitan nyamuk, pertama kali ditemukan di Jambi pada 2015. Virus ini masih terus menyebar.

“Hingga kini belum ada obat atau vaksin yang dapat mengobati penyakit DBD maupun virus Zika,” tutur Dokter Spesialis Anak RS Pusat Pertamina dan Brawijaya Women & Children Hospital. dr. Margaretha Komalasari, Sp.A, di Jakarta.

Dr. Margaretha menyebutkan, jenis pengobatan yang dapat dilakukan hanya bersifat suportif seperti istirahat cukup, banyak minum untuk mencegah dehidrasi, mengonsumsi obat untuk mengurangi demam, serta makan makanan bergizi.

Selain usaha pencegahan melalui 3M (menguras, mengubur, menutup) yang perlu terus dilakukan untuk memberantas sarang nyamuk. Solusi lain untuk melindungi anggota keluarga adalah mengoleskan produk antinyamuk.

Namun, hindari produk yang mengandung bahan kimia untuk anak usia 6 tahun, karena dapat menyebabkan iritasi kulit.

Balita dan anak merupakan kelompok rentan terkena DBD. Survei dari merek perawatan bayi My Baby mencatat, 8 dari 10 ibu di Indonesia mengaku DBD adalah dampak yang dikhawatirkan dari gigitan nyamuk.

Tetapi, sulitnya mencari lotion anti nyamuk tanpa kandungan bahan kimia, menjadi dilema tersendiri bagi orang tua. Kegelisahan ini dijawab My Baby dua produk minyak telon antinyamuk terbaru.

My Baby Minyak Telon plus dapat melindungi kulit dari gigitan nyamuk selama enam jam, sedangkan My Baby Minyak Telon Plus Longer Protection berfungsi lebih lama hingga delapan jam. Keduanya telah teruji klinis di Institut Pertanian Bogor.