Gerakan 3M Efektif Bantu Cegah Zika & DB [euvaccine.eu]

Gerakan 3M Efektif Bantu Cegah Zika & DB

PinkKorset.com, Jakarta – Virus Zika dan Dengue ditularkan akibat gigitan nyamuk jenis Aedes. Cegah perkembangbiakan jentik nyamuk ini dengan gerakan 3M. Menguras, menutup dan mengubur.

Ahli Parasitologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS. mengatakan, demam berdarah dengue dan demam zika ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

“Paling utama penularan lewat nyamuk aedes karena sifatnya suka isap darah. Sementara darah salah satu media penyebaran virus zika dan dengue,” katanya saat Panel Diskusi Virus Zika FKUI di Jakarta, belum lama ini.

Salah satu upaya mencegah penularan kedua penyakit tersebut dengan menghambat perkembangbiakan nyamuk melalui 3M (menguras, menutup dan mengubur).

Menguras

Media perkembangbiakan nyamuk ini adalah genangan air. Diantaranya bak mandi, penampungan air (toren) dan tanaman yang dapat menadah air seperti pandan, nanas, suji, talas dan rhoeo discolor. Prof. Saleha menyarankan setiap rumah untuk menguras tempat air minimal 1 minggu sekali.

“Tak hanya dikuras tapi juga disikat. Ini untuk menyingkirkan telur nyamuk yang bersifat lengket dan menempel di dinding wadah air,” katanya.

Umumnya telur nyamuk menempel di wadah air 1 cm diatas permukaan air dan dapat bertahan enam bulan dalam kondisi kering. Bila terlihat adanya jentik nyamuk, dapat menabur temephos (Abate) maupun ikan kecil (cupang dan guppy). Menurut Prof. Saleha, musim hujan dengan curah hujan ringan seperti saat ini mendukung memicu wabah demam berdarah.

“Curah hujan ringan menyebabkan banyak air tertampung. Kalau hujan badai dan lebat justru nyamuk hanyut. Bahkan mereka bisa bertelur hanya dengan 1-2 cc air,” katanya lagi.

Meski begitu, bukan berarti musim kemarau bebas nyamuk aedes. Prof. Saleha menjelaskan, nyamuk ini tetap berkembang biak dalam kondisi kering, hanya saja ukuran tubuhnya mengecil.

Mengubur

Media yang berpotensi timbulnya genangan air, diantaranya ban, kaleng, ember bekas. Semua barang ini menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Semua barang tersebut perlu dikubur agar tidak menjadi sarang nyamuk untuk bertelur. Sayangnya tidak semua rumah memiliki lahan terbuka untuk mengubur barang bekas tersebut.

“Kita bisa memotongnya dalam ukuran kecil. Lalu dikumpulkan dan dibuang ke bak sampah yang diangkut,” ucapnya.

Menutup

Langkah terakhir 3M yakni menutup semua penampungan air. Cara ini untuk mencegah nyamuk bertelur dan bersarang. Upaya ini sangat penting mengingat nyamuk dapat terbang hingga 100 meter dari sarang. Siklus hidup nyamuk rata-rata 2 minggu dan dapat bertahan hingga 3 bulan.

Selain pembersihan area sarang, tempat berkumpul nyamuk juga perlu dibersihkan.

“Aedes aegypti suka bau manusia dan paling senang berkumpul di kamar tidur, lemari, kolong tempat tidur dan pakaian yang digantung. Aedes albopictus justru senang di semak belukar,” jelasnya.

Untuk melindungi diri, Anda dapat menggunakan baju lengan panjang, celana panjang dan penolak nyamuk (losion, minyak serai & minyak kayu putih). Sementara itu, pengasapan (fogging) kerap dilakukan di saluran air kotor (got) lingkungan rumah saat terjadi wabah.

Namun, Prof. Saleha mengatakan, fogging terkadang sia-sia.

“Jangan andalkan fogging. Cara ini dipakai 25 tahun di Asia Tenggara untuk kendalikan dengue. Tapi yang mati bukan nyamuk aedes, melainkan culex,” pungkasnya. Disamping itu, selain mahal fogging juga menyebabkan resistensi, toksik dan pencemaran lingkungan.