PinkKorset.com, Jakarta – Kecelakaan motor kadang dipicu kelengkapan berkendara yang kurang memadai.
Saat memutuskan untuk berkendara motor, berarti Anda siap menghadapi risiko kecelakaan di jalan raya.
Perlengkapan yang wajib dipakai adalah helm. Sangat penting memilih helm yang berkualitas. Salah ciri helm berkualitas ditandai tanda sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk helm lokal, serta DOT atau Snell untuk helm impor.
Menggunakan helm full face dapat melindung seluruh bagian kepala termasuk dagu sehingga lebih aman ketimbang tipe cetok (shorty helmet), open face dan modular helmet.
Defensive Driving Infrastructure di Rifat Drive Labs Citra Ayu Lestari mengatakan, kendati helm tergolong perlengkapan berkendara yang tangguh tetapi tetap memiliki batas masa pakai.
“Masa pakai helm biasanya 3 tahun. Kalau pernah jatuh masa pakai berkurang 50%,” ujarnya di Jakarta, baru-baru ini.
Pada umumnya, masa pakai helm impor adalah 3 hingga 5 tahun. Sedangkan helm lokal SNI memiliki masa pakai paling lama 2 tahun.
Umur helm dapat diketahui dari emboss tanggal produksi pada batok helm. Anda dapat menghitung masa kadaluarsanya dengan menghitung mundur dari tanggal produksi tersebut. Misalnya helm lokal tersebut dibuat pada 2015, maka masa kadaluarsa adalah 2017.
Selain helm, ada kelengkapan pakaian yang harus diperhatikan. Karena Anda terpapar dengan lingkungan, maka butuh perlindungan ekstra yang menutupi seluruh tubuh hingga kaki.
Anda bisa memakai baju lengan panjang atau jaket, celana panjang dan sepatu yang menutupi mata kaki. Bagian telapak tangan juga perlu ditutup dengan sarung tangan untuk mengurangi risiko luka parah bila terjatuh dari motor. Sarung tangan kulit yang menutupi seluruh jari paling aman digunakan.
Ada tipe penutup tangan yang tidak standar yang perlu Anda hindari penggunananya. Bentuknya seperti cempal dapur dan terpasang di setang kemudi. Penutup tangan tangan seperti ini berisiko tinggi melukai tangan. Ketika Anda terjatuh maka sulit mengangkat tangan dari kemudi.
