Apakah Anda Mengalami Gangguan Bipolar? [activebeat]

Apakah Anda Mengalami Gangguan Bipolar?

PinkKorset.com, Jakarta –  Bila seseorang kerap merasa sangat senang atau terlalu sedih tanpa sebab yang jelas, bisa jadi ia mengalami gangguan bipolar.

Gangguan bipolar adalah salah satu masalah kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis. Misalnya dari yang murung, tiba-tiba bisa berubah menjadi sangat bahagia atau sebaliknya.

Pada fase turun atau yang disebut periode depresi, penderita gangguan bipolar biasanya terlihat sedih, lesu, dan tidak bergairah. Sedangkan pada fase naik atau mania, penderita kondisi ini bisa menjadi sangat bersemangat, enerjik, dan banyak bicara.

Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa RS. Premiere Bintaro  dr. Yenny D. P. Tjahyani, Sp.Kj mengatakan, umumnya Orang Dengan Bipolar (ODB) ditandai gejala empat episodik, yakni mania, hipomania, depresi dan campuran.

“Orang dengan bipolar memiliki gejala sangat bersemangat/senang atau mania, hipomania, depresi dan campuran,” katanya saat Talkshow Bipolar Care Indonesia di Jakarta, Sabtu (2/4/2016).

Episode Mania

Gangguan mood saat episode mania bersifat berlebih, luas dan cepat meledak-ledak. Gejala ini ditandai rasa percaya diri berlebihan (grandiositas), berkurangnya kebutuhan tidur, bicara cepat dan banyak, gagasan dan pikiran terus muncul, perhatian mudah teralih, adanya peningkatan sosial, hiperaktifitas psikomotorik, aktivitas meningkat (sosial, seksual, pekerjaan dan sekolah), melakukan tindakan gegabah (mengebut, boros, investasi tanpa perhitungan matang). Episode ini muncul paling tidak selama sepakan.

“Kalau ditemukan minimal tiga indikasi tersebut dan bersifat menetap, berarti Anda memiliki kecenderungan kuat mengalami episode mania,” katanya.

Episode Hipomania

Gejala hipomania pada ODB memiliki derajat lebih ringan ketimbang mania. ODB hipomania sulit didiagnosa karena gejalanya mirip seperti orang dengan tingkat kreativitas dan produktivitas tinggi. Umumnya episode ini muncul paling sedikit empat hari.

Namun hipomania dapat terlihat pada tanda seperti perasaan sejahtera yang mencolok, keakraban berlebihan, banyak bercakap dan bergaul, peningkatan libido, sulit berkonsentrasi serta tidak bisa duduk tenang. Seseorang memenuhi syarat hipomania, jika mengantongi minimal empat indikasi tersebut.

Episode Depresi

Gejala pada episode depresi adalah kebalikan sisi mania dan hipomania, serta muncul minimal dua pekan. Menurut dr. Yenny, hanya memenuhi minimal empat indikasi, seseorang tergolong mengalami episode depresi.

Episode depresi ditandai mood depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi, mudah lelah, aktivitas berkurang, konsentrasi berkurang, percaya diri turun, rasa bersalah, masa depan suram, tidur terganggu serta nafsu makan berkurang.

Depresi menjadi salah satu gejala paling berbahaya karena berujung keinginan mengakhiri hidup.  “Bahkan pada kasus berat terjadi simtom psikotik yang umumnya ditandai halusinasi dan waham,” ujarnya.

Episode Campuran

Episode campuran muncul minimal selama sepekan, dengan indikasi munculnya episode mania dan depresi secara bersamaan. Beberapa tanda ini meliputi swing mood, mudah marah, panic attack, bicara cepat, agitasi, menangis, ide bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham dan kadang-kadang bingung.

Derajat keparahan bipolar terdiri atas gangguan mood bipolar tipe 1 (ditandai episode manik dan depresi maupun episode campuran), serta tipe 2 (ditandai depresi dan hipomania) dan gangguan siklotimia.

bipolar-disorder1

Awalnya ODB tidak menyadari dirinya mengalami gangguan bipolar karena yang paling mengetahui perubahan ini adalah orang-orang terdekatnya. Bila Anda menemukan tanda-tanda bipolar sebaiknya memeriksakan diri ke psikiater untuk ditentukan derajat kegawatan, rawat inap, rawat jalan dan obat-obatan.

Pengobatan pasien bipolar menggunakan stabilisator mood (Litium, Valproat dan Lamotrigin) dan Antipsikotika Atipik (Risperidon, Olanzapin, Quetiapin dan Aripripazol).