Lima Besar Hewan Punah [pbs]

Lima Besar Hewan Punah

PinkKorset.com – Kepunahan hewan bisa disebabkan peristiwa alami seperti perubahan iklim secara ekstrem. Ilmuwan meyakini, dinosaurus punah karena asteroid.

Namun di jaman modern, penyebab utama kepunahan hewan adalah aktivitas manusia. Habitat mereka rusak karena berbagai sebab seperti konversi lahan pertanian, deforestasi, hingga urbanisasi.

Jumlah manusia semakin banyak dan ini berarti sampah menumpuk. Polusi dan pemanasan global, penyelundupan hewan, perburuan berlebihan dan spesies alien juga jadi penyebabnya.

Berikut lima hewan punah yang paling sering disebut di era modern.

dodo

 

Burung Dodo. Penghuni Kepulauan Mauritius ini tingginya sekitar semeter dengan berat badan 10-18 kg. Burung ini diduga tidak terbang, seperti burung unta. Dodo pertama yang tercatat adalah berdasarkan kisah pelaut Belanda pada 1598. Hewan ini diduga muncul terakhir pada 1662 dan punah karena kelangkaan makanan mereka.

 

sabretooth-tiger

 

Harimau Taring Pedang. Hewan ini hidup 55 juta hingga 11.700 tahun lalu. Seperti singa, karnivora ini memiliki taring namun panjangnya bisa mencapai 50 cm. kepunahannya diduga karena herbivora besar mulai punah dan digantikan hewan kecil lincah seperti rusa. Teori lain kepunahan hewan ini adalah perubahan iklim.

 

baiji-white-dolphin

 

Lumba-Lumba Putih Baiji. Mamalia yang hidup di Sungai Yangtze, Tiongkok ini jumlahnya menurun drastis pada 1950-an setelah 20 juta tahun menghuni sungai itu. Penyebabnya adalah kegiatan manusia seperti transportasi air, hidroelektrik, serta pemancingan. Tak ada yang melihatnya lagi sejak 2002.

 

mammoth-01

 

Mammoth. Mamalia raksasa yang diyakini mirip gajah modern ini bermigrasi ke Afrika sekitar 3,5 juta tahun lalu. Bulunya lebat, sesuai masa hidupnya yang jaman es. Populasi mammoth terakhir diyakini menghilang ke Pulau Wrangel di Kutub Utara pada 1700 SM. Mammoth kemungkinan punah karena Bumi menghangat.

 

badak-hitam-afrika

 

Badak Hitam Afrika Barat. Sub-spesies badak hitam ini punah karena diburu. Culanya dua, diyakini memiliki kemampuan menyembuhkan. Perlindungan spesies ini sudah dimulai sejak 1930-an dan sering disebut makin lama makin tak serius. Terakhir terlihat pada 2006 di Kamerun dan dinyatakan punah pada 2011.