Masih Suka Konsumsi Lemak Jenuh? [bbc]

Masih Suka Konsumsi Lemak Jenuh?

PinkKorset.com – Ini tanda bahaya untuk Anda yang masih suka mengonsumsi lemak jenuh. Muncul satu lagi studi yang menyatakan lemak jenuh benar-benar berbahaya bagi kesehatan.

Penelitian yang melibatkan 126 ribu orang selama 32 tahun ini menemukan, mereka yang mengonsumsi lemak jenuh (saturated fat) dan lemak trans dalam jumlah besar meninggal lebih cepat ketimbang mereka yang mengonsumsi lemak tak jenuh (unsaturated fat).

Lemak tak jenuh diantaranya yang bersifat nabati dan tidak diproses seperti minyak dari zaitun, kanola, dan kedelai.

“Temuan ini mendukung rekomendasi diet untuk mengganti lemak jenuh dan lemak trans dengan lemak tak jenuh,” demikian kesimpulan tim periset yang dipimpin Dr. Frank Hu dari Harvard School of Public Health di Boston.

Studi ini diyakini bisa menjernihkan kebingungan mengenai lemak dalam diet. Terutama salah kaprah yang seringkali mengaitkan lemak dengan naiknya berat badan. Intinya, kata pakar nutrisi Sharon Zarabi, sangat penting untuk menganalisa apa yang Anda makan.

“Apakah lemak buatan yang dipadu dengan karbohidrat olahan ataukah lemak tak jenuh dari tanaman?” papar Zarabi yang bekerja di Lenox Hill Hospital New York City, Sharon Zarabi.

Di dalam studi ini, tim Hu menggunakan data dari dua penelitian yang sedang berlangsung. Penelitian itu melibatkan perawat dan profesional kesehatan Amerika Serikat (AS). Mereka mengawasi data diet dan kesehatan para partisipan, terutama asupan lemak.

Selama berlangsung, lebih dari 33 ribu partisipan meninggal dunia. Periset melaporkan, banyak konsumsi lemak jenuh dan lemak trans berkaitan dengan risiko kematian. Misal, menambah 2% asupan lemak trans berarti kemungkinan 16% lebih tinggi untuk meninggal selama periode penelitian.

Lemak trans adalah bentuk lemak diet paling tidak sehat. AS pun mulai menyingkirkan lemak ini dari pasokan makanan untuk masyarakatnya. Setiap 5% tambahan asupan lemak jenuh, dalam studi ini, berarti kenaikan risiko kematian hingga 8% selama penelitian berlangsung.

Lemak Nabati Jauh Lebih Baik

Hasil sebaliknya terjadi pada lemak tak jenuh nabati. Dalam hal ini, memakan lemak polyunsaturated atau monounsaturated terhubung dengan menurunnya risiko kematian hingga 11% dan 19% selama studi berlangsung.

Lemak polyunsaturated termasuk asam lemak omega-6 yang ditemukan pada sebagian besar lemak nabati. Sementara asam lemak omega-3 banyak ditemukan pada ikan, juga minyak kedelai dan kanola. Konsumsi tinggi kedua jenis lemak ini, sebagaimana dicatat periset, memperpanjang hidup.

Mengubah diet Anda dari lemak jenuh ke tak jenuh akan memperbaiki kesehatan secara nyata. Mereka menemukan, mengganti hanya 5% saja kalori dari lemak jenuh ke polyunsaturated atau monounsaturated mengurangi risiko kematian hingga 27% dan 13%, selama periode studi tersebut.

Perlu dicatat, kata tim Hu, studi ini hanya bersifat observasi. Ini tak bisa membuktikan beberapa tipe lemak diet sepenuhnya mempengaruhi usia seseorang. Meski begitu, Zarabi memberikan tips mengenai lemak yang harus dihindari.

Asam lemak esensial adalah yang ditemukan pada makanan dalam bentuk aslinya. Seperti ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, tanaman hemp, dan avokad. Sementara sumber lemak jenuh biasanya yang sudah diproses seperti minyak goreng biasa, margarin, butter, lemak hewani, dan produk dairy tinggi lemak.