PinkKorset.com, Jakarta – Memilih baju bayi selain nyaman, juga harus aman bagi kesehatannya. Mengapa?
Dokter Spesialis Anak Naomi Esthernita Dewanto, SpA(K) mengatakan, baju yang aman dan nyaman menjadi salah satu kebutuhan yang cukup penting bagi bayi, “Namun sayangnya hal ini masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat,”ujarnya saat jumpa pers Libby Baby di Jakarta, Selasa (22/3/2016).
Menurutnya, ketidaknyamanan pakaian bayi akibat kain yang tak menyerap keringat, dapat menimbulkan biang keringat.
Selain itu, sebagian pakaian bayi saat ini masih mengandung bahan berbahaya. Seperti pewarna dan formalin pada tekstil, kandungan logam berat nikel pada kancing, hingga residu pestisida pada kapas (bahan baku katun).
Pakaian yang mengandung komponen kimia berbahaya ini bila bersentuhan dengan kulit bayi dapat menimbulkan dermatitis kontak. Dermatitis kontak ini terjadi akibat zat iritan yang menyebabkan alergi di kulit. Gejalanya meliputi gatal, ruam merah dan biang keringat.
Masalah kulit ini dapat terjadi di seluruh tubuh atau sebagian saja, misalnya leher (kerah baju), pingang dan perut (karet baju) dan pergelangan tangan (lengan baju).
Dr. Naomi menuturkan, bayi rentan dermatitis kontak karena kulitnya lebih tipis 20% – 30% ketimbang orang dewasa. Kondisi ini pun dapat berimbas pada tumbuh kembang anak.
“Pakaian yang kurang nyaman dan tidak aman membuat anak merasa gatal dan alergi. Imbasnya anak menjadi rewel, nafsu makan menurun. Kesehatan terganggu, begitu pula tumbuh kembangnya,” ujar dokter anak di Siloam Hospitals Kebon Jeruk ini.
Menurutnya, tumbuh kembang anak ditentukan tiga faktor, yakni asah (stimulus), asih (emosi) dan asuh (biomedis). Faktor asuh meliputi pemenuhan kebutuhan anak untuk kesehatan, misalkan makanan dan minuman yang berkualitas, ASI, baju yang aman dan nyaman serta rumah yang sehat.
Dr. Naomi pun menekankan pentingnya kebutuhan sandang (pakaian) yang aman dan nyaman sebagai salah satu syarat pemenuhan tumbuh kembang anak, “Baju yang nyaman dan aman dipakai bayi merupakan salah satu pemenuhan faktor asuh,” katanya.
