Tertarik melihat perkembangan kain tenun dalam fesyen Indonesia?
Cita Tenun Indonesia (CTI) menyelenggarakan pameran bertajuk ‘Warna Alam’ di Promenade Atrium Senayan City pada 31 Oktober hingga 6 November 2016.
Pameran yang digelar menyambut kembalinya IPMI (Ikatan Perancang Mode Indonesia) Trend Show 2017 ini bekerja sama dengan Uni Eropa (EU) dan Humanist Institute for Cooperation with Developing Countries (HIVOS).
Tema Warna Alam sendiri dipilih terinspirasi dari kehebatan warna-warna yang dihasilkan oleh pewarna alam yang bersumber dari keanekaragaman hayati Indonesia.
CTI memamerkan karya dari dua desainer tekstil, empat desainer interior dan produk, serta empat desainer busana.
Dua desainer tekstil adalah Koesomaningsih dan Ae Kusna. Empat desainer interior dan produk adalah Ary Juwono, Roland Adam, Yuri Alfa dan Koestriastuti. Sedangkan empat desainer fesyen adalah Chossy Latu, Auguste Soesastro, Didi Budiardjo dan Denny Wirawan.
Menurut Ketua Cita Tenun Indonesia Okke Hatta Rajasa, kain tenun tidak hanya menjadi produk tradisional, namun diharapkan bisa menjadi bagian dari gaya hidup.
“Tujuan dari diselenggarakan acara ini adalah untuk meningkatkan nilai kain tenun sehingga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat (terutama para pengrajin),” ujarnya dalam acara pembukaan pameran bertajuk “Warna Alam” pada Senin (31/10) di Jakarta.
Acara ini merupakan bagian dari proyek konsumsi dan produksi berkelanjutan untuk tenun tangan tradisional yang dilaksanakan di empat daerah binaan, yaitu Kabupaten Jembrana di Bali, Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah bagian utara dan selatan.
Tidak hanya membina masyarakat, Cita Tenun Indonesia juga membantu memasarkan hasil tenunan dengan membuka galeri di Mal Pacific Place Lantai 2 sejak 2 Mei 2016 dan galeri yang terdapat di kantor CTI di Kebayoran Baru, Jakarta.
Selain pameran ‘Warna Alam’, akan digelar pula peragaan busana pada 9 November 2016 dan bazaar pada tanggal 8-11 November 2016 di Senayan City.
