Pasien Kanker Butuh Morfin [ezyhealth]

Pasien Kanker Butuh Morfin

PinkKorset.com, Jakarta – Kendati dikenal sebagai narkotika, morfin sangat dibutuhkan dalam dunia medis, terutama untuk terapi pasien kanker.

Dokter Spesialis Kanker Anak RS Kanker Dharmais dr. Edi Setiawan Tehuteru, SpA, MHA, IBCLC mengatakan, penggunan morfin pada pasien kanker masih sangat rendah di Indonesia.

“Padahal penggunaan morfin pada pasien kanker sangat dibutuhkan. Undang-undang di Indonesia juga sudah mendukung,” katanya pada acara ‘Basic Knowledge of Oncology di RS Mitra Kemayoran, Jakarta, Senin (22/8/2016).

Menurutnya, pasien kanker mengalami nyeri yang sangat tinggi. Apalagi kebanyakan pasien baru dibawa ke rumah sakit pada stadium lanjut. “Oleh karena itu mereka membutuhkan morfin untuk menekan rasa sakit,” ujarnya

Penggunaan morfin pada pasien kanker bergantung pada tahap perawatan, yakni pengobatan (kuratif) dan pengurangan gejala penyakit tanpa menyembuhkan (paliatif).

Morfin menjadi pilihan utama pada perawatan paliatif dengan peningkatan dosis sesuai derajat keparahan kanker. Sementara tingkat kuratif, dosis morfin dapat diturunkan perlahan.

“Dosis morfin tidak boleh diberhentikan mendadak karena memicu efek rebound (dosis morfin sebelumnya tidak mempan lagi),” ujarnya.

Perawatan paliatif dibutuhkan pasien kanker ketika mereka sudah tidak ada harapan hidup (stadium akhir) sehingga dapat menjalankan sisa akhir hidup tanpa rasa nyeri dan menunaikan keinginan terakhir.

Dosis morfin pada pasien kanker dewasa dan anak berbeda. Badan Kesehatan Dunia WHO (2012) melansir panduan tata laksana nyeri menggunakan morfin.

Untuk dewasa membutuhkan tiga tahap pemberian obat yakni mild pain (aspirin, acetaminophen/APAP dan Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs/NSAID), moderate pain (APAP, Codeine, Oxycodone) dan severe pain (morfin).

Khusus untuk anak hanya ada dua tahap saja, tahap pertama (obat non opioid) dan tahap kedua (obat opiod dan non opioid). “Derajat nyeri pada anak lebih hebat ketimbang dewasa,” tambahnya.

Saat ini morfin yang beredar di Indonesia tersedia dalam bentuk suntik, oral dan tempel (koyo). Sementara morfin bentuk sirup sedang direncanakan Kimia Farma untuk diproduksi.

Penggunaan paling praktis yakni bentuk oral (tablet) dan tempel. Khusus tipe morfin tempel baru bekerja menekan nyeri setelah 12 jam pemakaian.