Polisi Perempuan di Turki Kini Bisa Berjilbab [independent]

Polisi Perempuan di Turki Kini Bisa Berjilbab

PinkKorset.com –  Untuk pertama kalinya, polisi perempuan di Turki dapat memakai jilbab sebagai bagian dari seragam mereka.

Aturan seragam baru mengizinkan jilbab dikenakan di balik topi atau baret, asalkan tidak bermotif dan sesuai warna seragam.

Aturan ini muncul setelah polisi di Kanada dan Skotlandia pekan lalu mengumumkan bahwa polisi perempuan Muslim kini dapat mengenakan jilbab, sebagai bagian dari seragam mereka.

Royal Canadian Mounted Police (RCMP) baru-baru ini  menyetujui penambahan jilbab pada seragam polisi.

“Hal ini bertujuan untuk mencerminkan keragaman yang lebih baik dalam masyarakat kita dan mendorong lebih banyak perempuan Muslim untuk mempertimbangkan RCMP sebagai pilihan karir,”ujar Ralph Goodale, juru bicara Kementerian Keamanan Publik Kanada pekan lalu.

polisi-skotlandiaSementara kepolisian Skotlandia mengatakan, para petugas dan staf perempuan selalu memiliki pilihan untuk memakai jilbab.

“Pengumuman tersebut secara resmi meratifikasi jilbab Polisi Skotlandia dan akan mendorong perempuan dari komunitas Muslim, untuk mempertimbangkan kepolisian sebagai pilihan karir.”

Keputusan polisi Skotlandia ini muncul lebih dari satu dekade setelah Kepolisian Metropolitan London menyetujui jilbab sebagai bagian dari seragam, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan perekrutan dari etnis minoritas.

Jilbab punya makna khusus di Turki

Bagaimanapun,  penggunaan jilbab di Turki  memiliki makna khusus, karena jilbab secara tradisional digambarkan bertentangan dengan prinsip pendirian negara itu.

Sejak 1920-an, Turki menetapkan konstitusi sekuler yang menetapkan tidak ada agama resmi negara. Ini sebabnya, pemakaian jilbab selalu menjadi kontroversi di Turki. Kaum sekularis menganggapnya sebagai simbol konservatisme agama.

Pemerintah sekuler sebelumnya di Turki melarang pemakaian jilbab di universitas dan di sebagian besar pekerjaan sektor publik.

Namun, Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) mengkampanyekan hak rakyat Turki untuk mengekspresikan keyakinan agama mereka secara terbuka, sembari menyatakan komitmen pada sekularisme.

Pada 2010, universitas-universitas di negara itu mencabut larangan penggunaan jilbab.

Tiga tahun kemudian, perempuan diizinkan untuk memakai jilbab di lembaga-lembaga negara, dengan pengecualian peradilan, militer dan polisi.

Tahun itu, empat anggota parlemen mengenakan jilbab di parlemen.

Belum Ada Berita Terkait