Duet ‘Panas’ Sting dan Chris Botti di JJF

PinkKorset.com, Jakarta – Sting, Chris Botti dan teman-temannya tampil apik memuaskan dahaga penggemarnya sejak malam hingga dini hari.

Malam kedua Java Jazz Festival 2016 bertabur musisi papan atas yang sayang dilewatkan. Salah satunya yakni aksi duet legendaris, pemain trompet, Chris Botti dan mantan vokalis The Police, Sting. Penonton mulai membanjiri pintu masuk BNI Hall B3-C3 sejak pukul 23.00 WIB.

Selang 30 menit, mereka memadati ruang konser sambil berdiri, duduk di kursi maupun berselonjor di lantai. Tepat pukul 23.34 WIB, penonton kompak berdiri, riuh dan semua mata tertuju ke panggung. Tiupan trompet Chris Botti yang merdu nan jazzy membuka konser malam ini. Botti tampil elegan dengan kemeja putih berdasi berbalut jas dan celana hitam.

Alunan ‘Deborah’s Theme’ melalui trompet Botti terdengar begitu syahdu dan menenangkan jiwa. Ia juga membawakan ‘When I Fall In Love’, penonton hanyut dalam nuansa romantis. Aksinya semakin atraktif dengan kolaborasi pemain biola, Caroline Campbell. Mereka memainkan musik dari lagu ‘Emmanuel’ dengan serasi. Irama klasik musik ini seolah menyentuh kalbu.

“Senang bisa kembali hadir di sini lagi,” ucap Chris Botti saat konser Java Jazz Festival 2016 di BNI Hall B3-C3, JIEXPO kemayoran, Jakarta, Sabtu (5/3/32016). Botti terus memberikan alunan nada indah trompetnya. Ia membawakan ‘The Look of Love’ dan ‘You Don’t Know What Love’.

Pukul 00.25 WIB, Sting muncul di atas panggung dengan gemuruh teriakan penonton. Sesaat semangat mereka terbakar dengan ruh rock yang melekat di dirinya. Sting tampil dengan gaya sederhana. Hanya kaos biru tua, jas hitam tanpa dikancing dan celana panjang hitam skinny mengilap. Tetap tegap berdiri dan bugar walaupun telah menginjak usia 64 tahun.

Bahkan suaranya masih terdengar apik, persis beberapa dekade lalu. Lagu ‘If I Ever Lose My Faith In You’ membakar semangat penonton dan suasana panggung pun meriah memerah. “Thank you Jakarta!” rocker gaek ini menyapa penonton. Kemudian Sting menyanyikan ‘Every Little Thing She Does Is Magic’ milik The Police.

Setelah penonton asyik berjingkrak-jingkrak, Sting dan Botti menenangkan dengan lagu ‘Seven Days’. Penonton ramai-ramai merekam aksi mereka dengan gadget masing-masing. Senandung ‘Fields of Gold’ semakin membuat suasana kalem dan hanyut dalam irama. Petikan gitar akustik dan nyanyian penonton semakin menambah syahdu.

Sungguh penampilan yang luar biasa!

Masih dalam musik bertempo lambat, Sting memamerkan suara beratnya menyanyikan ‘Moon Over Bourbon Street’. Setelah lagu tersebut usai, Botti menceritakan kekagumannya kepada mendiang Frank Sinatra yang meninggal pada 1998 silam di Los Angeles. “Meninggalnya Frank Sinatra menjadi sejarah kelam musik Amerika,” ucap Botti.

Menurut Botti, Sting seperti Frank karena memiliki bakat yang sama. Botti begitu gembira Sting menerima usulannya membawakan lagu ‘In The Wee Small Hours of The Morning’ milik Frank Sinatra. “Lagu ini kami persembahkan untuk Frank Sinatra,” katanya lagi. Sontak suasana di hall ini menjadi calm and mellow.

Memasuki lagu ‘Shape of My Heart’, Botti meninggalkan Sting. Paduan dua perempuan backing vocal, dentingan gitar akustik dan gesekan biola Caroline Campbell menambah indah lagu ini. Penonton seketika riuh dan hanyut dalam melodi indah. Suasana kembali memanas dan semangat saat Sting menyanyikan ‘Message In A Bottle’.

Penonton perempuan dan laki-laki di area festival menghentakan kaki dan berloncat. Mereka bernyanyi bersama dengan gembira. Dilanjutan dengan ‘Desert Rose’, Sting kembali membangkitkan euforia penonton. Usai lagu ini, suasana bergemuruh riuh penonton.

Lagi-lagi, Sting membakar semangat penonton dengan lagu ‘Roxanne’. Semua berteriak, “Roxanne!”. Alunan rock dan reggae menggoyangkan penonton. Sting menurunkan tempo dengan lagu ‘Ain’t No Sunshine When She’s Gone’. Suasana kembali menjadi jazzy.

Lalu, tiba-tiba, Sting berteriak, “Roxanne!” dan nuansa pun kembali nge-rock. Sting mulai beristirahat sejenak usai menyanyikan ‘When World Running Down’. Sementara penonton dihibur dengan atraksi drummer berkulit hitam yang membuat mereka seolah tak berkedip.

Sang penabuh drum memainkan drum dengan cepat. Bahkan dengan kedua tangan terbalik, menabuh tanpa stik dan kepiawaian kedua kakinya menambuh pedal drum secara terus menerus. Saat kembali, Sting membawa Botti dan berkolaborasi untuk ‘Every Breath You Take’.

Walau waktu telah menujukkan pukul 1.30, penonton tetap semangat mengikuti konser. Lampu panggung pun meredup dan konser berakhir. Sebagian penonton perlahan bubar dan keluar hall. Namun, sebagian mereka berteriak, “We want more!”Yes, permintaan dikabulkan!

Lampu panggung menyala kembali dan pertunjukkan dimulai. Sayangnya Sting tidak muncul. Hanya Botti, seorang backing vocal dan tamu dadakan, Eric Benét. Sebagian pengunjung memilih tetap menonton. Walau bukan bintang utama, performa mereka mendapat acungan jempol dan tepuk tangan meriah.

Pukul 1.39 WIB, tanpa diduga, Sting muncul kembali. Penampilan kejutan yang hanya bisa dirasakan nikmatnya oleh mereka yang masih di tempat. Lagu populernya pun dilantunkan, ‘Englishman In New York’. Akhirnya, lagu terakhir yang ia jadikan penutup hari kedua JJF ini adalah ‘Fragile’.

Sting, Botti dan seluruh penyanyi dan pemain musik berkumpul di tengah panggung menghaturkan terima kasih kepada semua penonton. Senyum lebar nampak di wajah penonton. Puas karena suguhan berbobot Sting menghilangkan rasa lelah setelah mengantre, berdiri, bernyanyi, berjingkrak-jingkrak dan berteriak selama beberapa jam.