10 ‘Table Manner’ Penting ala Jepang [wikipedia]

10 ‘Table Manner’ Penting ala Jepang

PinkKorset.com – Hendak berlibur ke Jepang dalam waktu dekat? Berikut sepuluh table manner yang harus Anda ketahui sebelum berkunjung ke negara tersebut.

Table manner atau tata cara di meja makan menurut Jepang sangat berbeda dengan di Tanah Air. Perbedaan budaya ini berpotensi menyebabkan Anda tak sengaja melanggar budaya lokal dan dianggap tak sopan. Meski sebenarnya Anda hanya lapar dan memang tak tahu.

Memang, warga lokal bisa memaklumi jika Anda ‘salah’ melakukan sesuatu. Namun tak ada salahnya mengetahui hal-hal yang mereka anggap penting. Sehingga, Anda akan mendapatkan poin plus di mata mereka dan dihormati. Berikut sepuluh table manner di Jepang yang patut Anda ketahui.

Ucapan sebelum makan. Orang jepang mengucapkan itadaki-masu sebelum makan, yang kurang lebih berarti I gratefully received. Ketika selesai, biasanya mereka mengucapkan gochi-sousama-deshita untuk menggambarkan kepuasan. Pujian sederhana adalah oishii yang berarti enak. Jika Anda benar-benar suka, ucapkan okawari yang berarti more food, please.

Handuk hangat. Jika Anda diberi handuk hangat sebelum makan, gunanya untuk mencuci tangan. Jangan gunakan untuk wajah atau leher, ini tak pantas. Handuk ini juga bukan untuk melap sesuatu yang tumpah di meja.

Sushi. Ada beberapa ‘aturan’ makan sushi di Jepang. Salah satunya, tidak mencampur wasabi ke dalam kecap asin dan mencelupkan sushi ke dalamnya. Hal yang tepat adalah mengoleskan wasabi ke atas sushi, kemudian mencelupkannya terbalik ke kecap asin. Saus tetap tercampur dengan wasabi dan bagian nasi pada sushi tetap berwarna putih. Sushi dipotong dalam satu porsi, Anda tidak menggigitnya sehingga berantakan. Kabar baiknya, sushi boleh dimakan menggunakan tangan.

Sumpit. Ada banyak aturan terkait penggunaan sumpit atau hashi. Jangan menggunakannya untuk menunjuk, melayangkannya di atas makanan yang hendak Anda pilih, mengisap ujungnya untuk menjilat saus, menusuk makanan, atau pura-pura menggunakannya sebagai senjata. Anda juga dilarang menggosokkan sumpit untuk menghilangkan serpihan kayu, meletakkannya secara vertikal di dalam mangkuk atau di atas mangkuk. Jangan pernah memberi makanan ke orang lain dengan sumpit Anda. Jika ingin berbagi, geser piring Anda ke orang lain.

Memegang sumpit. Nampaknya butuh kesabaran menggunakan hashi di Jepang. Ternyata, melayangkan tangan di bawah sumpit untuk menadahi tumpahan dianggap tak sopan. Saat makan nasi, pegang mangkuk dengan tangan kiri dan dekatkan ke mulut lalu sendokkan ke mulut dengan sumpit. Sebelumnya, angkat dulu mangkuk nasi, baru Anda memegang sumpit.

Kecap asin. Bumbu yang satu ini juga dihormati di Jepang. Jangan menuangkannya ke atas makanan, terutama nasi. Gunakan mangkuk kecil khusus saus dan celupkan makanan Anda. Usahakan Anda tidak mengotori mangkuk kecil itu dengan remahan sushi. Ambil secukupnya, sebab menyisakan saus dianggap tak baik.

Mi. Makan nasi saja sulit, bayangkan Anda makan mi di Jepang. Apalagi sup! Anda boleh mendekatkan mangkuk ke bibir dan gunakan sumpit. Mengisap mi dengan suara berisik ternyata boleh-boleh saja, bahkan lebih baik jika Anda melakukannya. Untuk sup, gunakan mangkuk untuk meminum kuahnya. Namun begitu, jangan sampai bersendawa keras-keras.

Minum bersama. Biasanya, semua menunggu hingga semua minuman dituangkan dan melakukan toast atau dalam Bahasa Jepang, kanpai yang berarti cheers. Berbagi sake atau minuman beralkohol dan memastikan gelas kawan Anda selalu penuh, dianggap sopan. Kesopanan saat minum bersama membuat Anda cepat disukai orang Jepang.

Habiskan nasi. Menghabiskan setiap butir nasi di mangkuk adalah hal yang sopan, berarti Anda tidak membuang-buang makanan. Orang Jepang selalu berusaha menghabiskan apapun yang ada di piring mereka, sebuah bentuk apresiasi. Jika Anda berbagi makanan dan ada sisa, biasanya diartikan semua lapar namun sungkan mengambil potongan terakhir.

Selesai makan. Kembalikan seluruh alat yang Anda gunakan untuk makan sebagaimana disajikan di awal. Pastikan sumpit diletakkan di tatakannya atau dalam pembungkusnya. Jika mangkuk ada tutupnya, maka tutuplah saat Anda selesai. Jika makan di luar, berhati-hatilah saat memberi tip. Di banyak negara Asia, memberi tip sering diartikan merendahkan pelayanan tempat tersebut.