Warga Tiongkok Serbu Properti di Luar Negeri [worldpropertyjournal]

Warga Tiongkok Serbu Properti di Luar Negeri

PinkKorset.com, Jakarta – Memiliki properti di luar negeri, ternyata menjadi pilihan investasi bagi warga Tiongkok.

Investor Tiongkok tercatat banyak membeli properti di luar negeri.

Hal ini terungkap dalam laporan bertajuk Chinese Investor Sentiment Towards Singapore Properties, yang dirilis Property Guru Group (induk perusahaan Rumah.com) dan Juwai.com, portal properti asal Tiongkok.

Lalu, apa motivasi warga Tiongkok berinvestasi properti di luar negeri?

Pendidikan

Jumlah pelajar asal Tiongkok di luar negeri terus bertambah. Sebanyak 31% pelajar asing di Amerika Serikat berasal dari Tiongkok, atau sekitar 304 ribu pada 2014-2015. Demikian juga di Australia dan Inggris, yang masing-masing mencatat 93 ribu dan 91 ribu pelajar pada 2014.

Emigrasi

Beberapa negara menawarkan kewarganegaraan melalui investasi dalam properti. Berbeda dengan imigrasi biasa, dengan program ini investor berhak melakukan perjalanan dan tinggal di negara tujuan tanpa harus menetap dan tetap membayar pajak.

Pada 2014, Amerika Serikat mengeluarkan 9.128 visa jenis ini untuk penduduk asal Tiongkok. Dan sepanjang 2006-2015, 290.000 warga negara permanen asal Tiongkok juga mengajukan visa jenis ini di Kanada.

Investasi

Keuntungan berinvestasi di luar Tiongkok dianggap lebih menguntungkan daripada dalam negeri, karena harga properti di Tiongkok relatif mahal.

Gaya hidup dan traveling

Tren melakukan perjalanan juga meningkat di kalangan masyarakat Tiongkok. Kesadaran tentang keamanan makanan dan polusi, juga mendorong mereka untuk memiliki properti di luar negeri.

——

Wasudewan, Country Manager Rumah.com menambahkan, warga Tiongkok memburu properti di luar negeri karena di negaranya, tidak semua masyarakat dapat membeli properti di area tertentu.

Ia memberi contoh investor asal kota Shuzou yang tidak bisa membeli properti di kota besar, seperti Shanghai atau Beijing, karena ia tidak terdaftar sebagai penduduk kedua kota.

“Karena itu, warga Suzhou lebih memilih berinvestasi di kota-kota besar lain, seperti Singapura atau Sydney yang menawarkan nilai investasi lebih menarik,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, pemilik properti di Tiongkok hanya bisa memiliki lahan yang digunakan hingga 70 tahun, “Sehingga hal ini mempengaruhi keputusan para investor yang ingin mewarisi properti kepada keluarganya kelak.”