Waspada Stres Massal di Kantor [businessnewsdaily]

Waspada Stres Massal di Kantor

PinkKorset.com – Menjadi orang paling sibuk di kantor tampak seperti strategi karir yang efektif. Hati-hati, jika berujung pada stres Anda berpotensi ‘menularkannya’ ke rekan kerja.

Selalu ada rekan kerja di kantor yang memiliki to-do-list super panjang, ponselnya tak pernah sunyi, berbicara dan jalan super cepat, bahkan bertelepon dengan klien saat sedang di kamar mandi. Mereka adalah the rusher.

Sementara rekan kerja lain yang tampak biasa-biasa saja, atau disebut the slacker oleh para rusher, ikut merasakan stres mereka. Selain mulai mempertanyakan diri, para slacker ini merasa mereka kurang penting.

Profesor manajemen di DePaul University Chicago Robert S. Rubin mengatakan, kolega yang menjadi rusher ini memang bisa ‘menularkan’ stres mereka. Sebab itu, ujarnya, para manajer harus bisa mencegah stres massal ini terjadi.

“Karyawan tidak harus merasa bahwa bergerak ke sana kemari di kantor berarti karyawan teladan yang berperforma baik,” Rubin menuturkan.

Epidemi stres ini bakal makin cepat terjadi dalam sebuah kantor bergaya open office karena atasan bisa melihat seluruh isi kantor. Pada akhirnya, semua menjadi tertekan dan seringkali menimbulkan persaingan yang tak sehat.

“Tak ada yang mau terlihat seperti obyek yang geraknya paling lambat dalam sebuah sistem tata surya,” kata Co-Founder Conifer Research Ben Jacobson. Lembaga ini meriset tingkah laku dan budaya untuk perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.

Guna mengatasi hal ini, ada baiknya desain kantor diubah. Mereka yang harus terus bergerak keliling kantor, ditempatkan bersama. Sementara karyawan lain yang harus banyak di depan meja, bisa bersama-sama.

Promosikan persaingan sehat di kantor guna mencegah karyawan berlebihan dalam mengejar promosi. Sebab pada akhirnya, hal ini malah bisa menurunkan produktivitas para pekerja di kantor. Khususnya yang harus bekerja dalam tim.

“Satu orang saja terlambat datang ke sebuah meeting dan terus mengetukkan bolpoinnya sepanjang pertemuan seolah tak sabar, bisa mengubah dinamika ruangan tersebut,” kata konsultan personal branding dari New York, William Arruda.