Yuk, Kenali Tahap Umur Bermain Anak [spyr.is]

Yuk, Kenali Tahap Umur Bermain Anak

PinkKorset.com, Jakarta – Seiring pertambahan umur, tipe permainan anak pun berbeda. Orangtua sebaiknya mengetahui hal ini untuk menggali kemampuan sang buah hati.

Orangtua secara sadar maupun tidak sadar, kerap mengekang aktivitas bermain anak dan mengajarkan pendidikan sejak dini. Anak pun menjadi stres, karena proses belajar sebenarnya adalah melalui kegiatan bermain.

Psikolog Anak Rini Hildayani, M.Si menjelaskan, bermain mengasah kepekaan motorik, kognitif, emosi dan sosial pada anak. Ketika orangtua tidak mengajak mereka bermain maka banyak perkembangan anak yang tidak optimal.

“Karena bermain adalah pekerjaan anak-anak,” ujarnya saat jumpa pers Hasil Studi Evaluasi Nestlé Lactogrow Happy Date di Jakarta, baru-baru ini.

Menurutnya, anak memiliki periode sensitif terhadap rangsangan. Oleh karena itu dibutuhkan permainan yang sesuai dengan umur mereka agar perkembangan anak optimal.

Umur 0-2 tahun adalah masa paling tepat untuk merangsang sensorik dan motorik anak. Kemudian anak umur 2-3 tahun sedang peka terhadap warna, musik dan pergerakan (pegang mainan dan melempar). “Pada tahap ini yang ditekankan adalah keterampilan motoriknya,” katanya.

Lalu pada umur 4-5 tahun mulai mengenali bentuk geometri (cikal bakal huruf dan angka) dan waktu pagi, siang, sore serta malam. Pada masa ini, Rini menyarankan orangtua untuk mengajarkan anak dengan santai, tidak memakai target.

Memaksakan kehendak pada anak di luar kemampuannya atau tidak sesuai masa perkembangannya akan membuat mereka trauma, frutasi dan merasa tidak mampu. Dampak jangka panjangnya adalah konsep diri anak yang buruk.

“Anak menjadi takut ketika menghadapi tantangan,” ujarnya.

Sedangkan umur 5-6 tahun anak dapat dikenalkan permainan menang dan kalah. Namun hanya sebatas menang dan kalah yang kebetulan (tanpa strategi). Rini mencontohkan permainan ular tangga yang melatih konsep angka (menghitung pion) sekaligus mematuhi aturan (giliran mengocok dadu).

“Periode ini bukan orientasi hasil yang dicapai. Hanya menekankan prosesnya saja,” sambungnya.

Selanjutnya umur 7 tahun ke atas perkembangan kognitif anak mulai dapat mengatur strategi. Periode ini saat yang tepat mengenalkan konsep permainan menang dan kalah, misalkan bermain futsal, kasti dan voli.