Bersihkan Telinga, Perlukah? [huffingtonpost]

Bersihkan Telinga, Perlukah?

PinkKorset.com, Jakarta – Telinga dengan sedikit kotoran memang memperjelas pendengaran Anda. Namun, haruskah telinga selalu dibersihkan?

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia, dr. Soekirman Soekin, Sp.THT-KL(K) mengatakan, membersihkan telinga sebenarnya tidak diperlukan karena organ pendengaran ini dapat melakukannya sendiri.

“Ketika Anda mengunyah, berteriak dan menangis dapat mendorong kotoran telinga keluar,” katanya kepada PinkKorset.com di Jakarta beberapa waktu lalu.

Pada dasarnya, kotoran telinga bukan sekadar ampas. Melainkan pelindung telinga bagian luar (daun telinga, liang telinga dan gendang telinga) agar terhindar dari pertumbuhan jamur dan kemasukan serangga.

Ada dua jenis kotoran telinga, keras dan lunak. Kotoran jenis keras cenderung lebih sedikit ketimbang jenis lunak, tetapi sulit dikeluarkan. Anda perlu menggunakan obat tetes telinga untuk melunakkannya.

Namun, kotoran telinga berlebih dapat menyumbat liang telinga dan mengganggu pendengaran. Kendati demkian, dr. Soekirman tetap tidak menyarankan membersihkan dalam liang telinga. Terlebih lagi menggunakan cotton bud maupun benda keras.

“Yang tidak direkomendasikan yakni mengorek liang telinga. Boleh bersihkan hanya sekitar liang dan lipatan daun telinga,” sambungnya.

Selain cotton bud, Anda juga bisa membersihkan bagian luar liang telinga dengan alat vacuum ear cleaner. Tetapi bila kotoran padat dan lengket tidak perlu dipaksakan.

“Kalau terasa sakit, segera hentikan. Kulit liang telinga rentan trauma. Hindari pula penggunaan alkohol karena mengeringkan kulit telinga,” katanya.

Mengorek liang telinga berisiko menimbulkan iritasi dan mendorong kotoran ke dalam telinga. Sehingga menimbulkan telinga berdenging, radang, mengeluarkan cairan hingga ketulian 30%-40%.

Membersihkan bagian liang telinga sebaiknya dilakukan dokter THT. Kerusakan telinga hingga mencapai bagian tengah (tulang pendengaran) dan bagian dalam (rumah siput) berisiko tinggi tuli permanen serta membutuhkan biaya pengobatan yang tinggi.