PinkKorset.com, Jakarta – Busana dari kain tenun asal Maluku Tenggara Barat ini akan melenggang dalam pagelaran busana di Tokyo, Jepang pada 6 April 2017.
Tenun Tanimbar adalah salah satu kain tradisional Indonesia yang memiliki potensi untuk dijadikan sebuah fesyen di dalam negeri dan bahkan luar negeri. Salah satu perancang busana Indonesia sekaligus pengurus Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bidang Daya Saing (2014-2019), Wignyo Rahadi melirik potensi tersebut.
Ia akan menampilkan busana kreasinya menggunakan tenun tanimbar dan menampilkannya dalam sebuah pagelaran busana yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Jepang pada 6 April 2017.
Pemilik butik Tenun Gaya by Wignyo ini menghadirkan koleksinya di Jepang bertajuk Metamorphoseast. Koleksi tersebut terdiri atas 20 look yang dengan tenun tanimbar yang terinspirasi busana Jepang, seperti Obi, Kimono dan Hakama.
Menurut mantan ketua harian Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) periode 2015-2016 ini, dominasi garis pada tenun tanimbar menjadi keunggulan tersendiri ketimbang tenun lain.
“Motif garis lebih mudah diaplikasikan pada busana ketimbang bulat-bulat,” ucapnya kepada Pinkkorset di Jakarta beberapa waktu lalu.
Rancangan tersebut menggunakan tenun tanimbar motif ulerati berupa garis-garis berhimpitan yang terinspirasi ulat-ulat kecil. Sementara material yang digunakan meliputi sutera dan katun dengan dominasi warna biru yang dikombinasikan warna perak dan abu-abu.
