Ini Bahaya Sleep Apnea [hna]

Ini Bahaya Sleep Apnea

PinkKorset.com, Jakarta – Gangguan perpanasan saat tidur ini menyebabkan napas pendek hingga henti napas sesaat yang memicu masalah serius.

Sleep apnea terjadi karena dinding tenggorokan lemas dan menyempit ketika Anda tidur. Pelemasan otot pada pasien sleep apnea terlalu berlebihan sehingga menutup saluran udara.

Tanpa disadari napas Anda menjadi pendek, sesak napas hingga henti napas beberapa detik tanpa disadari selama tidur. Anda dapat terbangun akibat sleep apnea jika otak kekurangan oksigen. Dampak gangguan ini menyebabkan tubuh letih dan tidak segar saat bangun di pagi hari.

Berdasarkan studi American Academy of Sleep Medicine, gejala umum sleep apnea antara lain, mendengkur keras, kelelahan, sulit berkonsentrasi, kehilangan memori, sakit kepala, insomnia, penurunan libido, mudah marah, penyakit jantung dan depresi.

Sementara itu, Jurnal Penyakit Dalam Indonesia menemukan, hampir 24% dari populasi mengalami sleep apnea. Pasien laki-laki mendominasi penyakit ini atau empat kali lipat lebih banyak ketimbang perempuan. Pada umur 65 tahun ke atas, sebanyak 10% di antaranya mengalami masalah tersebut.

Sleep apnea bisa menjadi silent killer,” kata  dr. Rimawati Tedjasukmana, Sp.S, RPSGT, ahli saraf Rumah Sakit Medistra  dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta.

Risiko sleep apnea ini dapat dikendalikan dengan menggunakan alat bantu pernapasan, misalnya saja Philips Respironics.  Produk ini tergolong perangkat terapi Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) yang menghasilkan aliran udara stabil dan lembut untuk mencegah tenggorokan sakit dan melegakan pernapasan agar tidur nyaman sepanjang malam.

“Philips ingin Anda mengambil kembali mimpi Anda dan tidur lebih berkualitas di malam hari sehingga Anda lebih produktif. Sudah waktunya untuk menjalani kehidupan yang Anda inginkan,” ucap Suryo Suwignjo, Presiden Direktur Philips Indonesia.

Anda bisa mendapatkan perangkat tersebut setelah menjalani pemeriksaan sleep apnea dan terdiagnosa sleep apnea oleh dokter di beberapa rumah sakit di Indonesia.