Kesalahan Pasien Jantung Koroner Saat Puasa [hidoctor]

Kesalahan Pasien Jantung Koroner Saat Puasa

PinkKorset.com, Jakarta – Kekeliruan saat puasa ini justru memperburuk kondisi pasien penyakit jantung koroner dan berakibat fatal.

Sejatinya berpuasa menjadi momentum untuk memulai diet sehat. Ketika puasa terjadi detoksifikasi tubuh. Namun, seringkali pola makan ketika berbuka puasa maupun sahur tidak sehat, termasuk pada pasien penyakit jantung koroner (PJK).

Ahli Jantung dan Pembuluh Darah MRCCC Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr. Antono Sutandar, Sp.Jp(K), FACC, FSCAI, FAMS, FIHA mengatakan, mengonsumsi makanan tinggi lemak (gorengan, santan, lemak hewani) berlebih ketika berbuka puasa dan sahur harus dihindari.

“Ini menyebabkan pasien PJK masuk fase tidak stabil dan memicu serangan jantung,” ucapnya saat diskusi media Siloam Hospitals Kebon Jeruk – Puasa dan Penyakit Jantung Koroner di Jakarta, Rabu (14/6/2017).

Asupan makanan berlemak terlalu banyak akan menumpuk di dinding pembuluh darah dan menyebabkan peradangan. Sehingga dinding pembuluh darah tersebut retak dan terjadi penggumpalan darah. Kondisi ini menyebabkan kerusakan otot jantung akibat penyempitan aliran darah.

“Risiko meninggal mendadak akibat dinding pembuluh darah retak sangat tinggi ketimbang hanya penyempitan pembuluh darah saja,” sambungnya.

Pemicu keretakan dinding pembuluh darah juga dipicu stres, peningkatan hormon adrenalin dan pengentalan darah pada perokok. Oleh karena itu, mereka harus disiplin saat puasa dengan menerapkan diet sehat. Misalnya dalam satu piring makan harus terdiri atas seperempat karbohidrat alami, seperempat protein hewani dan nabati serta setengah sayuran.

Dr. Antono menambahkan, pasien PJK juga harus mengikuti diet pancasila, yakni kurangi atau hindari gula, tepung-tepungan, jus buah, gorengan dan protein hewani tidak lebih dari seperempat piring makan.

Semakin baik pula bila mengonsumsi makanan yang tidak diolah menjadi bentuk makanan lain. Misalnya lebih sehat mengonsumsi buah utuh ketimbang jus, memilih kedelai rebus ketimbang tahu dan tempe, mengudap kacang panggang daripada bumbu gado-gado maupun menyantap daging daripada kornet.

“Semakin makanan diolah cenderung kehilangan nilai nutrisi,” pungkasnya.