Mengapa Perempuan Mudah Mengalami Penyakit Tiroid? [huffpost]

Mengapa Perempuan Mudah Mengalami Penyakit Tiroid?

PinkKorset.com, Jakarta – Ternyata perempuan berisiko tinggi terkena masalah kelenjar tiroid ketimbang laki-laki.

Spesialis penyakit dalam dr. Farid Kurniawan, SpPD mengatakan, perempuan lebih rentan mengalami gangguan kelenjar tiroid daripada laki-laki. Misalnya kelebihan hormon tiroksin (hipertiroid), kekurangan hormon tiroksin (hipotiroid) dan kanker tiroid.

“Gangguan tiroid, terutama hipertiroid lebih sering terjadi pada perempuan ketimbang laki-laki,” ucapnya saat acara Jakarta Endocrine Meeting 2017 di Jakarta, Jumat (21/7/2017).

Hingga kini belum diketahui secara pasti alasan perempuan lebih mudah terkena masalah kelenjar tiroid dibandingkan laki-laki.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013) menemukan, berdasarkan gejala yang dikeluhkan, diperoleh 0,4% populasi Indonesia mengalami hipertiroid. DKI Jakarta dan Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan daerah lain.

Hipertiroid merupakan kondisi aktivitas kelenjar tiroid terlalu tinggi yang ditandai tingginya kadar hormon tiroksin dalam darah. Keadaan ini menyebabkan tingkat metabolisme meningkat dan menimbulkan gejala jantung berdebar, tangan gemetar dan tingginya serum hormon tiroid bebas.

“Pasien hipertiroid terlihat tidak bisa diam, cenderung bergerak terus seperti orang gelisah,” sambungnya.

Ada beberapa faktor pemicu hipertiroid, salah satunya penyakit autoimun, Graves. Penyakit ini menyebabkan antibodi tubuh (thyroid-stimulating immunoglobulin) menempel reseptor kelenjar tiroid dan merangsang produksi hormon tiroid berlebih.

Penyebab lainnya yakni adenoma toksik (toxic goiter) atau benjolan pada kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroid berlebih.

Sementara itu, kondisi sebaliknya yakni hipotiroid juga banyak dialami perempuan. Belum ada data penelitian jumlah hipotiroid di Indonesia. Namun, sebagai pembanding, survei di UK (2012) menemukan 38-40 dari 1.000 orang mengalami hipotiroid dengan jumlah kasus baru tujuh kali lebih sering pada perempuan ketimbang laki-laki.

“Selain itu, kanker tiroid ditemukan tiga kali lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki,” katanya.

Kendati perempuan lansia mudah terkena kanker tiroid, namun perempuan usia produktif (20-45 tahun) juga berisiko tinggi mengalami penyakit ini. Ada beragam pencetus penyakit ini, diantaranya genetik, gaya hidup dan paparan radiasi.