PinkKorset.com – Peningkatan jumlah lansia di Indonesia selaras dengan populasi warga lanjut usia di Asia.
Kini Asia menjadi rumah bagi lebih dari setengah populasi penduduk berumur 60 tahun ke atas di dunia. Jumlah lansia ini diperkirakan meningkat tiga kali lipat dari 438 juta (2010) menjadi 1,26 miliar (2050). Indonesia pun mendapat porsi ledakan populasi lansia ini.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, jumlah lansia mencapai 18,1 juta (2010) atau 7,6% dari total populasi dan berkembang menjadi 20,24 juta (2014), naik menjadi 8,03%. Bahkan angka ini diperkirakan melonjak mencapai 36 juta lansia pada 2025.
Indonesia sudah memiliki struktur penduduk menuju tua karena populasi lansia melewati 7%. Hal ini ditandai perubahan struktur kependudukan berdasarkan Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (1995-2015) yang menampilkan persentase lansia mencapai 9,34% dari total populasi.
Dokter spesialis geriatric RSCM Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD-Kger, M.Epid, FINASIM menjelaskan, jumlah lansia yang melonjak dapat menjadi bencana bagi negara bila mereka tidak aktif dan produktif karena terlalu cepat mengalami gangguan kesehatan.
“Umumnya mereka sering mengalami penyakit kronik degeneratif yang mematikan secara perlahan,” ucapnya saat acara Philips Health bertajuk Hidup Sehat dan Menyenangkan di Masa Tua di Jakarta, Jumat (19/5/2017).
Penyakit yang muncul berlangsung lama dan tidak bisa disembuhkan pada lansia ini termasuk hipertensi, diabetes mellitus, kolesterol tinggi, pengapuran sendi, keropos tulang, demensia, serangan jantung dan gangguan ginjal. Apalagi keluhan ini acap disertai ganguan penglihatan, pendengaran dan penyakit tidak menular.
Kementerian Kesehatan (2014) menunjukkan, angka sakit penduduk lansia mencapai 25,05%, artinya 25 dari 100 penduduk lansia mengalami sakit.
“Ironisnya penyakit yang umum dialami lansia ini sudah terjadi sejak umur 40 ke bawah akibat gaya hidup tidak sehat sejak kecil,” pungkasnya.
