Rahasia Awet Muda [frukmagazine]

Rahasia Awet Muda

PinkKorset.com, Jakarta – Perawatan antipenuaan dapat menampilkan wajah tampak muda lebih lama.

Dokter estetika dan antiaging DH Clinic, dr. Haekal Yassier Anshari, M.Biomed (AAM) mengatakan, perawatan antipenuaan (anti aging medicine) agar awet muda tidak hanya mencakup perawatan estetika saja. Tetapi juga meliputi faktor kesehatan tubuh secara menyeluruh.

“Termasuk pemenuhan gizi seimbang, pola hidup, olahraga dan hormon pengganti,” katanya di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dr. Haekal menambahkan, semua faktor tersebut saling berkaitan dan perlu disinergikan agar Anda tidak cepat terlihat tua. Ia memberikan contoh pola istirahat sehat dimulai dari tidur malam pukul 22.00 WIB dan bangun pukul 06.00 WIB. Agar hormon pertumbuhan lebih terpacu dan bangun lebih segar sebaiknya tidur dalam kondisi gelap dan udara sejuk.

Kemudian pola makan seperti piramida. Artinya lapisan terbawah piramida diisi dengan kebutuhan dasar yang paling banyak yaitu minum air putih 8 gelas sehari. Naik satu peringkat untuk pemenuhan karbohidrat secukupnya dan tinggi asupan protein, serat serta lemak baik.

“Sementara makanan berminyak, garam, gula dan lemak tidak baik berada di puncak piramida. Artinya haus dibatasi,” sambungnya.

Begitu pula konsumsi nasi putih yang tergolong karbohidrat sederhana. Jenis karbohidrat ini cepat menaikkan dan menurunkan kadar gula darah. Sehingga usai menyantap nasi, dua jam berikutnya Anda merasa lapar. Terlebih 80% nasi putih adalah gula.

“Terlalu banyak gula dalam tubuh memicu produksi advanced glycation end product (AGE) yang menyebabkan kulit mudah keriput, rambut mudah memutih, gampang capek, radikal bebas dan mempercepat penuaan,” ujarnya.

Tidak sekadar makan sehat tetapi jugaa olahraga teratur seperti lari pagi dan dilengkapi dengan latihan angkat beban. Latihan ini paling efektif membakar lemak. Anda tak perlu khawatir otot membesar karena memiliki hormon estrogen.

Selain itu, rangkaian antipenuaan termasuk penambahan hormon seperti testosteron, estrogen dan DHEA, melatonin dan hormon pertumbuhan.

“Pemberian hormon harus melalui tes darah dan hormon untuk mengetahui jumlah penurunan hormon dan penentuan terapi,” pungkasnya.