PinkKorset.com, Jakarta – Ada tiga suku terbesar di Tiongkok dengan ciri khasnya masing-masing.
Pengurus Klenteng Hui Tek Cunong, Petak Sembilan, Jakarta Barat, Lim Thian Him alias Ahin mengisahkan tiga suku terbesar Tionghoa yang mendominasi Negeri Tirai Bambu, antara lain suku Hokkian, Khek dan Konghu.
“Suku Hokkian paling banyak, disusul Khek dan Konghu,” ucapnya kepada PinkKorset di Jakarta beberapa waktu lalu.
Laki-laki keturunan Tionghoa Benteng ini mendapat cerita dari gurunya yang datang dari negeri Tiongkok. Menurutnya etnis Tionghoa banyak menjadi pedagang atau pengusaha dari kalangan suku Hokkian.
“Makanya mereka disebut Hokkian yang berasal dari kata hoki atau untung,” tambahnya.
Hokkian merupakan salah satu provinsi di Tiongkok yang kini disebut Fujian. Wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Zhejiang, Jianxi dan Guangdong ini memiliki penduduk paling banyak bermigrasi ke luar Tiongkok, terutama Asia Tenggara. Mereka terbagi atas beberapa sub-suku, diantaranya Hokchiu, Hok-an, Hokchia, Chiangchiu, Coanchiu dan Hinghua.
Kemudian suku terbesar kedua yakni Khek atau Hakka. Penduduk suku ini menempati Provinsi Kwangtung, saat ini dikenal dengan Guangdong.
“Mereka sangat ahli dalam memasak,” katanya.
Gaya masakan Hakka terkenal dengan tekstur makanannya. Mereka lihai mematangkan daging tanpa keras sehingga cita rasa gurih daging muncul. Kuliner Hakka atau Kuhchia banyak ditemukan di Taiwan, Hong Kong, Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia.
Selanjutnya suku terakhir adalah Konghu atau Kwong Fu. Suku ini berasal dari Provinsi Guangdong, dahulu disebut Canton. Orang-orang suku Konghu dikenal pandai mengukir maupun memahat. Sehingga mereka banyak berprofesi sebagai pemahat, pengukir maupun pemilik toko peralatan kayu dan besi.
“Konon orang-orang Konghu banyak menghabiskan waktu hidupnya dengan mengukir kayu,” pungkasnya.
