Cuci Darah Ini Ternyata Lebih Efektif [health-ua]

Cuci Darah Ini Ternyata Lebih Efektif

PinkKorset.com, Jakarta – Pasien gagal ginjal kronis (GGK) perlu melakukan cuci darah. Salah satu metode yang kurang populer ini ternyata lebih efektif.

Saat ini, metode cuci darah ada dua pilihan, yakni Hemodialisis (HD) dan Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).

Studi Komite Penilaian Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan dan Center for Health Economics and Policy Studies (CHEPS) FKM UI menemukan CAPD lebih efektif dan efisien.

Selain lebih terjangkau dari sisi biaya, pasien yang memilih metode CAPD juga bisa melakukan cuci darah sendiri.

“Dengan CAPD atau darah sendiri dalam perut, pasien bisa melakukan cuci darah secara mandiri dan tidak perlu ke rumah sakit,” kata Ketua CHEPS FKM UI Prof. Budi Hidayat MPPM PhD di Jakarta beberapa waktu lalu.

Namun, CAPD ternyata belum menjadi pilihan utama pasien GGK. Hanya 2% pasien GGK di Indonesia yang menggunakannya pada 2016.

Menurut data BPJS (Januari-Desember 2016), tercatat 18.597 peserta CAPD dengan total biaya Rp98,7 miliar. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan pasien HD yang mencapai 3,1 juta peserta dan menelan biaya Rp3,1 triliun.

Apa penyebabnya?

Menurut Prof. Budi, sejak terapi HD masuk dalam pembiayaan BPJS (2014), jumlah provider, klinik maupun rumah sakit yang menyediakan praktik HD melonjak. Fenomena ini diyakini menguntungkan penyedia layanan HD tersebut.

Hal ini ditambah fakta bahwa penyedia layanan menjadi penasehat sekaligus penyedia jasa kepada pasien. Alhasil pasien dengan informasi minim akan bergantung nasihat mereka.

Pihak supplier pun memiliki target keuntungan. Hampir 90% klaim biaya HD masuk ke fasilitas kesehatan yang menyediakan HD.

Rendahnya minat pada metode CAPD juga disebabkan suplai cairan CAPD yang saat ini dimonopoli satu pemasok, Bexter.

“Butuh intervensi radikal, mengubah sistem insentif dan pembayaran sehingga rumah sakit mau beralih dari HD ke CAPD,” pungkasnya.