Aplikasi di Mata Orang Indonesia

PinkKorset.com, Jakarta – Sebagai salah satu pengguna aplikasi terbesar di Asia Pasifik, Indonesia ternyata memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan negara-negara lain.

Pengguna aplikasi di Indonesia cukup aktif dibandingkan negara lain. Sebut saja pemakaian media sosial yang rata-rata dua kali lebih banyak dibandingkan negara lain di Asia Pasifik.

Sebanyak 64% responden Indonesia mengaku dalam sehari sering mengakses media sosial. Selain media sosial, aplikasi lain yang juga digemari dan dibuka lebih dari sekali dalam satu hari adalah aplikasi hiburan (17%), aplikasi dagang elektonik (12%), serta aplikasi wisata dan transportasi (11%).

Media sosial merupakan jenis aplikasi paling banyak digunakan, bahkan menjadi aplikasi kedua paling dipercaya di kawasan Asia Pasifik. Hal ini karena fungsi dan kenyamanan yang ditawarkan media sosial.

Namun sayang, dalam menggunakan aplikasi, orang Indonesia ternyata tidak memprioritaskan keamanan. Setidaknya menurut studi teranyar F5 Network dan YouGov bertajuk ‘The Curve of Convinience’.

Disebutkan, konsumen Indonesia cenderung terbuka akan pengalaman baru terkait teknologi. Sebanyak 47% responden Indonesia mengaku tak puas dengan keseluruhan pengalaman menggunakan aplikasi, serta meyakini masih banyak hal yang perlu dilakukan perusahaan untuk mempertahankan konsumennya.

Antusiasme tersebut bahkan mengalahkan kebutuhan akan keamanan. Riset menemukan setidaknya 74% pengguna masih mengakses aplikasi media sosial, meski aplikasi tersebut masih diragukan tingkat kepercayaannya.

Dalam memilih aplikasi, responden Indonesia ternyata mengutamakan kenyamanan (29%) dan waktu loading yang cepat (24%). Hanya 19% yang memikirkan alasan keamanan. Ini berarti, pengguna dengan sukarela menyerahkan informasi pribadi demi kenyamanan dan fungsi, serta cenderung mengabaikan dampaknya.

Kecenderungan ini juga terjadi di India dan Filipina, sebagai negara yang sangat cepat mengadopsi dunia digital. Menurut data, 14% pengguna dari tiga negara ini memprioritaskan kenyamanan ketimbang keamanan.

Sebagai kawasan yang perekonomiannya bersifat mobile first, dengan mayoritas hubungan utama dengan dunia digital dilakukan melalui perangkat mobile, antusiasme dan semangat negara-negara berkembang ini diterjemahkan menjadi mindset ‘pengalaman dulu, aman kemudian.’