Bahaya Pola Makan Tidak Sehat Sejak Anak-anak [google]

Bahaya Pola Makan Tidak Sehat Sejak Anak-anak

PinkKorset.com, Jakarta – Pola makan sehat sejak dini akan memengaruhi tumbuh kembang anak, bahkan kualitas hidup mereka saat dewasa.

Pakar Nutrisi dan Guru Besar Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS mengatakan, anak yang terbiasa pola makan sehat pada saat dewasa memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit tidak menular (PTM). Misalnya saja penyakit obesitas, hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung).

“Oleh karenanya penting bagi orangtua senantiasa memperhatikan asupan anak dan menyediakan gizi seimbang,” ucapnya saat peluncuran Nestlé Milo dengan gula 25% lebih rendah di Jakarta, Rabu (3/10/2018).

Berdasarkan Global Nutrition Report (2014) Indonesia mengalami beban ganda malnutrisi, seperti kekerdilan (stunting), kurus (wasting) dan gemuk (overwight). Kondisi sama juga dialami Irak dan Libya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan International Obesity Task Force menyebutkan obesitas sebagai epidemik global. Obesitas bukan sekadar masalah negara maju tetapi juga negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Anak gemuk semakin banyak. Obesitas memicu PTM, salah satunya diabetes,” katanya.

Berdasarkan prevalensi International Diabetes Federation (2015), Indonesia menempati peringkat ke-7 negara dengan jumlah orang dewasa yang mengalami diabetes. Sementara peringkat pertama diduduki Tiongkok, disusul India, AS, Brazil, Federasi Rusia dan Meksiko.

Kegemukan dipicu asupan makanan manis telalu banyak. Sehingga dibutuhkan pembatasan asupan gula harian.

Kementerian Kesehatan RI menyarankan batas maksimal konsumsi gula 50 g (4 sdm) per hari. Namun, WHO justru merekomendasikan batas asupan gula lebih rendah, yakni 25 g atau kurang dari 10% dari total asupan energi per hari.

{Peluncuran Nestle Milo dengan gula lebih rendah 25%]

Melihat dampak negatif gula berlebih pada anak, Nestlé meluncurkan Milo dengan kandungan gula lebih rendah 25% dari produk sebelumnya. Peluncuran Milo dengan formula baru ini adalah manifestasi aksi global kami dalam menyehatkan anak-anak di dunia.

Dalam 35 g Milo mengandung gula total 16 g yang tersusun atas 6 g gula (sukrosa), 6 gr gula susu (laktosa) dan sisanya berasal dari malt serta pemanis alami Glikosida Steviol.

Milo baru tak hanya mengurangi sukrosa saja tetapi juga meningkatkan kandungan malt, vitamin (B6, B12, C, D) dan mineral (zat besi).

“Dengan begitu anak-anak dan dewasa tidak khawatir minum Milo,” pungkas Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Dharnesh Gordhon.