Dampak Positif Seni bagi Anak Korban Bencana [google]

Dampak Positif Seni bagi Anak Korban Bencana

PinkKorset.com, Jakarta – Seni tak hanya menampilkan keindahan tetapi juga dapat menjadi terapi bagi korban bencana khususnya anak-anak.

Psikolog Anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi menjelaskan, seni dapat dimanfaatkan sebagai media anak korban bencana untuk mengekspresikan hatinya sehingga emosi-emosi terpendam keluar (emosional katarsis).

“Kondisi psikologis anak saat bencana paling berat ketimbang dewasa karena masih sulit mengekspresikan hatinya,” ucapnya saat talkshow Erlangga Talent Week bertajuk Menggunakan Bakat Kita untuk Meringankan Derita Korban Gempa di Jakarta, Senin (22/10/2018).

Anak korban bencana dapat melakukan terapi seni dengan melukis, bermain boneka maupun berdongeng. Hasil karya mereka menjadi mewakili perasaannya.

Terapi seni merupakan jenis psikoterapi, teknik konseling dan program rehabilitasi yang mengarahkan orang membuat karya seni untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosional mereka.

Ide utama terapi seni yakni mengekspresikan diri melalui seni sehingga membantu mengurangi stres, mengatasi trauma, memecahkan masalah, memahami perasaan dan menjadikan perilaku lebih baik.

Emosi anak yang tersalurkan dengan baik mengurangi gangguan emosi atau shock seperti panik, takut, berteriak dan menangis terus-menerus. Hal ini penting karena anak shock berkepanjangan lebih dari 4-5 pekan setelah kondisi lingkungan normal berisiko menimbulkan trauma. Trauma menyebabkan mereka mudah emosi berlebihan, murung, sedih dan menarik diri dari sosial.

Di sisi lain membantu meringankan beban psikologis orang dewasa usai bencana juga penting. Idealnya orangtua bisa memulihkan diri sendiri kendati sulit. Bila masih mengalami gangguan kecemasan maupun emosi dapat meminta bantuan agar berfungsi normal untuk anak dan keluarga.

“Tak harus psikolog, relawan pun bisa. Korban bencana butuh didampingi dan didengarkan keluhannya,” tutupnya.