Eksotika Fesyen Tenun Ngada [ist]

Eksotika Fesyen Tenun Ngada

PinkKorset.com, Jakarta – Sofia Sari Dewi dan Komunitas Indigo Ikat Langa hadirkan koleksi tenun Ngada dalam balutan fesyen warna Indigo.

Desainer muda, Sofia Sari Dewi dan Komunitas Indigo Ikat Langa menghadirkan Urban TransforMANU by Live in ManuManu di panggung ARCHIPELAGO X by KOPPIKON di gelaran Indonesia Fashion Week 2018.

Sebanyak 10 koleksi hadir dalam bentuk baju, outer, scarf dan celana. Fesyen karya Sofia ini dihasilkan dari tenun produksi para perajin Kabupaten Ngada, Flores, NTT yang diwarnai dengan pewarna alam Indigo baru yang lebih pekat, Indigo Deep Blue Sea. Pewarnaan ini membutuhkan 20-30 kali pencelupan.

Kesan kain tenun yang ‘berat’ pun memudar dengan padu padan kain berwarna putih, krem dan kuning dengan aneka cutting modern serta teknik drapery. Alhasil tenun Ngada pun tampil lebih modern dan dapat dipakai kalangan muda.

Urban TransforMANU by Live in ManuManu terinspirasi dari kecintaan Sofie terhadap kebudayaan Ngada yang didesain multi fungsi untuk beragam aktivitas pada siang dan malam.

“Koleksi ini untuk memperkaya warna-warni tenun Nusantara sekaligus mengangkat derajat tenun sebagai material yang fashionable,” ucap desainer dan alumnus salah satu program BEKRAF, Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) 2016, Sofia Sari Dewi di Jakarta, Sabtu (31/3/2018).

Sebelumnya tenun Ngada kurang bernilai ekonomis karena hanya sekadar berbentuk kain dengan warna yang tipis. Namun, Sofie melalui program IKKON dan Komunitas Indigo Ikat Langa mengubah tenun Ngada dari bahan polyester menjadi katun dan warna indigo lebih pekat.

Bahkan setahun belakangan di Ngada sudah dibentuk ekosistem sumber daya alam Indigo, mulai pembibitan, penanaman, panen dan pembuatan pasta.

Perajin tak hanya bisa menjual kain tenun Ngada dengan harga Rp1-2 juta saja tetapi juga lebih variatif melalui koleksi Urban TransforMANU by Live in ManuManu. Koleksi tersebut dijual dengan harga berkisar Rp300 – Rp1,8 juta.
Merek Live in ManuManu turut berkembang menjadi Rumah Budaya ManuManu dan melahirkan 2nd line, Bluebelly berupa koleksi busana couple tenun dan batik sejak kuartal pertama tahun 2017.

Anggota Koperasi Karya IKKON Bersama (KOPIKKON) ini mengatakan, pemasaran produk-produknya difasilitasi KOPIKKON melalui keikutsertaan berbagai pameran di dalam dan luar negeri.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menjelaskan, melalui panggung ARCHIPELAGO X by KOPIKKON di ajang Indonesia Fashion Week ini mengenalkan kepada publik tentang KOPIKKON sebagai mitra Badan Ekonomi Kreatif dalam memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif melalui kelembagaan koperasi berbasis digital dengan memberdayakan perajin daerah.

“Agar tercipta kesejahteraan sosial dan ekonomi melalui ekonomi kreatif,” pungkasnya.