Ratusan desainer busana modest wear Tanah Air dan mancanegara meramaikan gelaran fesyen modest selama lima hari.
Memasuki tahun keempat, Indonesia Modest Fashion Week (IMFW) hadir di Cendrawasih Hall, Jakarta Convention Center (JCC) pada 3-7 Oktober 2018. Sebanyak 100 desainer busana modest wear lokal bersama desainer dari Malaysia, Singapura dan Korea memamerkan karya-karya andalannya. Festival ini juga menampilkan 200 booth dan 40 model.
Ketua Umum Indonesia Modest Fashion Designer (IMFW) Jeny Tjahyawati menjelaskan, setiap tahun IMFW mengusung pesona etnik Indonesia. Khusus tahun ini mengangkat tema Eksotisme Warisan Budaya Pesisir Indonesia. Alasannya kawasan pesisir adalah titik mula proses kontak dan interaksi antar budaya.
“Tema ini diharapkan membuka jendela para pecinta mode akan kekayaan wastra Nusantara yang beragam dan indah,”ucapnya dalam jumpa pers Indonesia Modest Fashion Week di Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Terlebih lagi kain pesisir tidak hanya sebatas batik saja. Ada pula tenun dan songket yang ditampilkan dari Aceh hingga NTB.
Ajang ini digelar untuk memacu kreativitas para pelaku fesyen sekaligus mewadahi para pelaku industri sebagai sarana promosi efektif fesyen modest.
Lebih lanjut, Jeny menyamapaikan, IMFW mendorong tren modest fashion ke pentas global dengan gelaran sejumlah kreasi desainer-desainer Tanah Air. Ditargetkan melalui IMFW Indonesia menjadi pusat busana modest dunia.
“Kami senantiasa mendukung Indonesia menjadi kiblat modest fashion pada 2020,” sambungnya.
Hal tersebut diyakini Jeny mengingat Indonesia sangat potensial, meliputi material lokal berlimpah, keindahan dan kekayaan wastra serta dipadu kreativitas para desainer modest wear.
IMFW merupakan platform modest fashion yang digelar Indonesia Modest Fashion Designer (IMFD) sejak 2014 sebagai ajang adu kreasi para desainer dalam memamerkan karyanya di tingkat nasional dan internasional.
