Jumlah Pasien Gagal Ginjal Melonjak [google]

Jumlah Pasien Gagal Ginjal Melonjak

PinkKorset.com, Jakarta – Jumlah pasien gagal ginjal kronis di Indonesia meningkat tiga kali lipat dalam kurun lima tahun.

Center for Health Economics and Policy Studies (CHEPS) Universitas Indonesia menemukan peningkatan jumlah pasien gagal ginjal kronis (GGK) sebanyak 3 kali lipat pada periode 2011-2016. Pada 2011 jumlah pasien GGK 17.259 orang dan meningkat menjadi 52.835 orang pada 2016.

Ketua CHEPS FKMI UI Prof. Budi Hidayat MPPM PhD menjelaskan, data Januari 2014 hingga Desember 2015 menunjukkan total pasien gagal ginjal tahap akhir lebih dari 5 juta orang, di antaranya 4,5 juta orang rawat jalan dan lebih dari 600 ribu rawat inap. Mereka menjalani terapi cuci darah (hemodialisis) dengan biaya BPJS yang tidak sedikit.

“Total klaim biaya perawatan hemodialisis mencapai Rp7,6 triliun sejak awal BPJS (2014) hingga 2016,” katanya dalam forum diskusi ilmiah dialisis, Kidneys and Women’s Health: Include, Value, Empower di Jakarta, Kamis (8/3/2018).

GGK adalah penurunan fungsi ginjal di bawah batas normal yang terjadi secara perlahan. Artinya ginjal tidak dapat menyaring kotoran, mengendalikan jumlah air dalam tubuh, kadar garam dan kalsium dalam darah. Sehingga penumpukan zat-zat sisa tersebut membahayakan tubuh.

Akibatnya penurunan fungsi ginjal tubuh mengalami beragam penyakit komplikasi, di antaranya hipertensi, anemia, gangguan kolesterol (dislipidemia), disfungsi seksual, gangguan mineral dan tulang dan metabolik asidosis.

GGK ditandai beberapa gejala antara lain masalah mulut, sakit perut, lesu, sesak napas, mati rasa, kesemutan, kaki dan tangan seperti terbakar, libido menurun, tidak ada menstruasi, anemia, nyeri otot dan tulang. Sementara gejala tahap akhir meliputi mual, muntah, diare dan hilangnya nafsu makan.

Pada pasien GGK mengalami depresi, sulit tidur, kejang, pingsan dan koma, gatal, tekanan darah normal dan masalah aliran darah.

Ada beberapa faktor risiko pemicu GGK seperti usia (di atas 65 tahun), terlalu sering konsumsi obat anti nyeri, penyalahgunaan narkoba, riwayat penyakit ginjal dalam keluarga, lahir prematur, trauma atau kecelakaan dan penyakit tertentu (diabetes, hipertensi, kanker, AIDS, hepatitis C).