Mengapa Penduduk Indonesia Berisiko Tinggi Katarak? [medium]

Mengapa Penduduk Indonesia Berisiko Tinggi Katarak?

PinkKorset.com, Jakarta – Letak Indonesia di garis khatulistiwa menyebabkan paparan sinar matahari berlimpah. Namun, hal ini meningkatkan risiko katarak.

Ternyata paparan sinar matahari dalam waktu lama meningkatkan risiko katarak.

“Paparan UVB sinar matahari menjadi salah satu penyebab katarak,” ucap Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata (PERDAMI) dr. M. Sidik,Sp.M di Jakarta beberapa waktu lalu.

Terlebih penduduk Indonesia yang bermukim di pantai dan pegunungan. Kedua daerah ini paling banyak mendapatkan paparan sinar matahari. Risiko katarak meningkat ketika mata tidak terlindungi, misalnya memakai kacamata hitam atau kacamata anti UV dan topi.

Hal ini tercermin pada orang dengan katarak terbanyak di dunia berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil ini terungkap melalui riset Fred Hollows Foundation Australia yang menemukan 27 ribu orang dengan katarak di NTB pada 2014.

Berdasarkan survei kebutaan di 15 provinsi di Indonesia (2014-2016) diketahui 80% pemicu utama kebutaan dan gangguan penglihatan adalah katarak.

Katarak muncul secara perlahan yang ditandai lensa mata yang keruh. Kondisi ini menyebabkan pandangan samar dan bekabut, mata sensitif cahaya, warna terlihat pudar, objek terlihat ganda, melihat lingkaran cahaya di sekeliling sumber cahaya, sulit melihat jelas di malam hari dan ukuran lensa mata kerap berubah.

Penyakit ini berkaitan erat dengan faktor usia, genetik, riwayat operasi maya, cedera mata, konsumsi kortikosteroid dalam jangka panjang, konsumsi minuman alkohol dalam jumlah banyak dan rutin, pola makan tidak sehat, hipertensi, kolesterol tinggi dan merokok.