Siasat Batasi Asupan Gula [rd]

Siasat Batasi Asupan Gula

PinkKorset.com, Jakarta – Membatasi asupan gula penting dilakukan untuk menghindari diabetes. Bagaimana caranya?

Mengurangi konsumsi gula bukan sebatas menurunkan jumlah asupan gula pasir dalam minuman Anda sehari-hari seperti teh dan kopi.

Tetapi juga memerhatikan kandungan gula tersembunyi dalam bahan makanan, seperti kecap manis. Pasalnya bumbu khas Indonesia ini sering digunakan dalam aneka masakan. Sebut saja nasi goreng, semur dan sate.

Rasa manis yang khas ini menambah cita rasa makanan menjadi lebih lezat. Bahkan, cukup menyantap nasi, telur mata sapi dan kecap manis saja sudah nikmat.

Padahal kecap manis tergolong salah satu bumbu masakan yang mengandung gula cukup tinggi. Kecap manis mengandung 13 gram gula per 14 ml dengan total karbohidrat mencapai 15 gram. Sementara Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan maksimal asupan gula 50 gram gula per hari.

Namun, seringkali masyarakat tidak menyadari jumlah kecap yang dikonsumsi terlalu banyak. Terlebih jika Anda membeli makanan di luar sehingga penambahan kecap tidak terkendali.

“Bagi orang tidak sehat (khususnya diabetes) masih boleh mengonsumsi kecap 1 sendok makan per hari,” ucap Spesialis Gizi dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK saat peluncuran Kecap Bango Light di Jakarta, Kamis (8/3/2018).

Untuk menyiasati asupan gula berlebih pada kecap manis dapat mengurangi takaran atau menggunakan kecap rendah gula. Salah satu alternatifnya yakni Kecap Bango Light.

Kandungan gula kecap ini berkurang 30% dengan penambahan pemanis alami rendah kalori, daun stevia. Subtitusi pemanis stevia ini menurunkan kadar gula kecap menjadi 8 gram gula per 15 ml dan karbohidrat total 10 gram.

“Hal ini karena Bango melihat jumlah masyarakat Indonesia yang menerapkan pola hidup dan makan sehat meningkat,” kata Senior Brand Manager Bango Nando Kusmanto.

Fakta tersebut diperkuat Nielsen’s New Global Health and Ingredient-Sentiment Survey (2016) yang menemukan 705 responden menjalani diet tertentu untuk menghindari berbagai penyakit degeneratif dan 68% responden tergerak berinvestasi lebih makanan sesuai diet mereka.

Sementara survei internal Unilever tentang tren makanan di Indonesia menunjukkan, saat ini 8% konsumen di Indonesia mulai berinvestasi makanan sehat.

“Diperkirakan terus meningkat hingga 24% pada 4-5 tahun mendatang,” tutupnya.